Salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan dengan baik dan benar untuk perkebunan kelapa sawit adalah kegiatan penanaman. Jika kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tahapan penanaman kelapa sawit, maka tanaman kelapa sawit yang dihasilkan pun akan tumbuh dengan sehat dan memberikan hasil produksi yang tinggi.
Tahapan penanaman kelapa sawit wajib untuk diketahui jika Anda adalah seorang pemula dalam industri perkebunan kelapa sawit. Ketika tahapan ini diikuti dengan benar, hasil panen perkebunan yang melimpah dan juga menguntungkan pun bisa didapatkan. Berikut ini ulasan lengkap tentang tahapan penanaman kelapa sawit.
Kegiatan Penanaman Kelapa Sawit
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 131 tahun 2013, ada beberapa kegiatan penting dalam budidaya kelapa sawit. Mulai dari pengetahuan tentang persyaratan tumbuh, mempersiapkan bahan tanaman, pembenihan, persiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman. Semua kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan baik sebelum pemanenan.
Penanaman kelapa sawit merupakan kegiatan dalam perkebunan kelapa sawit yang menjadi tolak ukur hasil produksi yang akan didapatkan dalam kegiatan panen nantinya. Jika penanaman kelapa sawit di kebun dilakukan dengan baik dan benar, maka tanaman yang dihasilkan adalah tanaman kelapa sawit yang produktif. Anda pun sebagai pemilik kebun bisa mendapatkan hasil produksi dengan cepat dan juga hasil awal yang tinggi.
Kegiatan penanaman kelapa sawit yang baik adalah kegiatan penanaman yang dilakukan sesuai dengan prosedur. Ada beberapa tahapan penanaman yang perlu diikuti jika ingin tanaman yang tumbuh nantinya adalah tanaman yang sehat dan juga menghasilkan.
Tahapan Penanaman Kelapa Sawit yang Benar
Menurut modul Standar Operasional Prosedur Manajemen Penanaman Kelapa Sawit nomor SOP AGRO-06/00 yang diterbitkan oleh Serikat Petani Kelapa Sawit, ada 5 tahapan penanaman kelapa sawit yang perlu dilakukan dalam proses penanaman kelapa sawit di kebun. Berikut ini tahapan-tahapannya.
1. Persiapan tanah atau lahan
Ada dua jenis tanah atau lahan yang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam kelapa sawit. Yang pertama adalah lahan mineral dan yang kedua adalah lahan gambut. Tahapan penanaman kelapa sawit pada kedua jenis lahan atau tanah tersebut berbeda, terutama dari persiapan dan pemadatannya.
Tanah atau lahan mineral perlu dipersiapkan minimal 1 bulan sebelum kegiatan tanam, tujuannya adalah untuk mematangkan tanah. Untuk tanah atau lahan gambut, areal yang akan digunakan perlu dibiarkan selama 6 bulan terlebih dahulu untuk memicu pemadatan secara alami. Khusus untuk tanah atau lahan gambut, pemadatan jalur tanam kelapa sawit tidak boleh dilakukan ketika musim hujan dan harus dilakukan secara mekanis.
2. Persiapan Areal Tanam
Setelah mempersiapkan jenis lahan yang akan digunakan, tahapan penanaman kelapa sawit selanjutnya adalah persiapan areal tanamnya. Areal yang akan digunakan sebagai media tanam kelapa sawit umumnya harus sudah tertutupi tanaman kacang-kacangan terlebih dahulu, minimal 80%.
Pada areal tanam, Anda perlu membuat lubang tanam. Lubang tanam pada areal yang akan ditanami perlu dibuatkan titik pancang tanaman dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanam ini harus dibuat minimal dua minggu sebelum hari H proses penanaman.
3. Persiapan Bibit Kelapa Sawit
Sebelum memasukkan bibit ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat, Anda perlu melakukan tahapan persiapan bibit kelapa sawit terlebih dahulu. Proses persiapan bibit kelapa sawit untuk penanaman kelapa sawit yang baik dan benar meliputi:
- Bibit yang akan digunakan adalah bibit yang telah berumur 11 sampai dengan 15 bulan, atau minimal 9 bulan pada kondisi tertentu. Jika terdapat bibit tua maka daunnya dipangkas terlebih dahulu sekitar 1,25 sampai dengan 1,5m dari pangkal pelepah dan dibentuk kerucut dengan kemiringan 30 sampai dengan 45 derajat.
- Dua minggu sebelum ditanam, bibit yang sudah disiapkan perlu diputar terlebih dahulu agar akar yang menembus tanah terputus. Tujuannya adalah agar akar yang diputus tadi dapat beregenerasi sebelum bibitnya dibawa kelapangan.
- Untuk mempermudah perhitungan sesuai dengan luas perkebunan kelapa sawit, bibit yang sudah disiapkan bisa dikelompokkan menjadi 50-200 bibit sesuai kebutuhan kebun.
4. Pengangkutan bibit
Tahapan penanaman kelapa sawit selanjutnya yaitu tahapan pengangkutan bibit ke areal perkebunan kelapa sawit. Anda perlu memastikan beberapa hal berikut ini ketika melakukan kegiatan pengangkutan bibit:
- Bibit disiram terlebih dahulu di pagi hari, agar ketika tidak turun hujan, masih ada persediaan air dalam bibit tersebut
- Gunakan truk untuk mengangkut bibit yang sudah dikelompokkan dan diseleksi
- Turunkan bibit yang telah diangkut ke lokasi yang sudah ditentukan
- Letakkan bibit di samping lubang tanam, dilakukan oleh petugas pengecer
5. Pelaksanaan penanaman
Tiba saatnya ke tahapan penanaman kelapa sawit yang terakhir, yaitu pelaksanaan penanaman kelapa sawit di kebun. Berikut ini beberapa tahapan penanaman kelapa sawit yang perlu Anda lakukan.
- Ukur kembali lubang tanam yang sudah dibuat untuk memastikan apakah sudah benar ukurannya
- Polybag bibit kelapa sawit yang sudah dibawa dan diletakkan di samping lubang tanam dimiringkan dan disayat keliling, kemudian tarik bagian atasnya
- Masukkan bibit ke dasar lubang tanam
- Masukkan tanah top soil terlebih dahulu sedikit demi sedikit, lalu padatkan. Tanah top soil adalah tanah lapisan paling atas, yang banyak mengandung mikroorganisme, unsur hara, dan memiliki kandungan udara paling banyak.
- Buat piringan selebar 1 meter di sekeliling tanaman dan taburkan pupuk sisa di sekitar piringan tersebut
- Tancapkan polybag bekas pada pancangan, tujuannya untuk mengetahui bahwa tanaman benar-benar sudah ditanam dalam kondisi tanam yang baik
Adapun hal yang perlu diperhatikan terkait pelaksanaan penanaman adalah penentuan pola tanamnya. Pola tanam untuk kelapa sawit biasanya berbentuk segitiga sama sisi. Jarak tanam antara satu tanaman dengan tanaman lainnya harus optimal, sehingga setiap tanaman dapat hidup dengan baik.
Panjang jarak tanam ditentukan berdasarkan tipe tanah dan jenis bibit. Umumnya untuk tanah mineral, posisi tanaman yang optimal adalah 136 – 143 pokok/ha. Untuk tanah gambut, posisi tanaman yang optimal sekitar 156 pokok/ha.
Artikel Terkait: Kegunaan Angka Kerapatan Panen Kelapa Sawit dan Cara Menghitungnya
Tingkatkan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit dengan E-Plantation Arvis
Tahapan penanaman kelapa sawit adalah salah satu kegiatan operasional yang penting. Kegiatan ini berkaitan dengan lahan atau kebun kelapa sawit dan juga para pekerja yang bekerja di kebun. Semua data perkebunan, baik itu luas lahan, jumlah bibit yang ditanaman, jumlah kebutuhan truk angkut bibit, dan juga data pekerja atau pegawai kebun perlu dikelola dengan baik.
Sudah saatnya Anda memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit, termasuk kegiatan penanamannya. Kegiatan penanaman yang lancar tentunya akan meningkatkan hasil produksinya. Jenis teknologi yang dapat Anda gunakan untuk kelancaran operasional perkebunan kelapa sawit adalah teknologi berupa perangkat lunak atau sistem. Perangkat lunak atau sistem bisa Anda manfaatkan untuk menyimpan dan mengelola data terkait perkebunan.
Arvis, sebagai salah satu perusahaan pengembang perangkat lunak terbaik di Indonesia, memiliki sebuah sistem yang dirancang khusus untuk operasional perkebunan kelapa sawit yaitu E-Plantation Arvis. E-Plantation mempunyai fitur yang dapat digunakan untuk mengelola data karyawan kebun. Sistem ini juga dapat digunakan untuk mengelola data blok, TPH, material, alat dan juga perlengkapan.
Jika Anda tertarik ingin mencoba menggunakan E-Plantation Arvis, Anda bisa menghubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini atau isi formulir penjadwalan demo di sini.