Ada banyak cara dan metode yang bisa digunakan dalam membuat sebuah produk, termasuk produk dalam bentuk perangkat lunak seperti sistem atau aplikasi. Dalam pembuatan sistem atau aplikasi, developer biasanya menggunakan salah satu model yang ada dalam Software Development Life Cycle (SDLC). Model dalam SDLC sendiri erat kaitannya dengan fase waktu pengerjaan yang dinamakan design sprint.
Lewat artikel kali ini, Insight Arvis ingin mengajak Anda mengenal lebih lanjut tentang design sprint yang sering digunakan developer dalam mengembangkan suatu sistem atau aplikasi. Cari tahu juga apa saja manfaatnya dengan menyimak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Design Sprint?
Dilansir dari halaman situs Detroit Labs, design sprint dalam pengembangan sistem atau aplikasi pertama kali dipelopori oleh Google. Google memelopori penggunaan quick sprint, yaitu fase pengerjaan produk selama 5 hari (five-day design sprint). Fase ini menjadi solusi bagi developer untuk membuat dan mengembangkan sistem atau aplikasi dengan cepat daripada menghabiskan waktu enam bulan hanya untuk konsep dan prototipe-nya saja.
Design sprint selama 5 hari atau quick sprint biasanya digunakan developer untuk mengerjakan urgensitas dan prioritas tertentu dalam pengembangan sistem, termasuk ketika ditemukannya issue atau bugs. Sedangkan design sprint yang dilakukan dalam fase waktu 10 hari biasanya dilakukan untuk mengerjakan fitur dalam sistem atau aplikasi.
Design Sprint dan Model SDLC
Ada kaitan yang erat antara design sprint dan model Software Development Life Cycle (SDLC). Penggunaan fase waktu pengerjaan yang satu ini tergantung dari model SDLC yang mana yang digunakan oleh developer. Dilansir dari situs Exosoft, ada beberapa model SDLC yang bisa digunakan dalam menjalankan SDLC, yaitu:
- Waterfall Model
- Agile Model
- Prototype Model
- Spiral Model
- V-Model
- Big Band Model
- RAD Model
- Iterative Model
Model SDLC yang paling banyak digunakan oleh developer dalam pengembangan sistem atau aplikasi yaitu Waterfall Model dan Agile Model.
Waterfall Model dianggap sebagai model SDLC yang paling tradisional dan kaku namun model ini membantu developer untuk membuat kerangka kerja yang pasti untuk pengembangan sistem atau aplikasi. Tahapan SDLC dengan model ini dilakukan secara berurutan sehingga tim developer hanya boleh melanjutkan ke tahap berikutnya setelah tahap sebelumnya selesai.
Agile Model merupakan pendekatan modern terhadap manajemen proyek. Dengan model SDLC yang satu ini, developer dapat mengembangkan produk dalam bentuk perangkat lunak secara bertahap menggunakan design sprint. Tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam Agile Model dengan design sprint membuat proses pengembangan sistem dapat disesuaikan dengan kondisi pasar yang dinamis.
Kerangka kerja yang biasanya digunakan dalam Agile Model adalah scrum. Scrum membantu tim developer untuk memecahkan masalah dimana design sprint menjadi salah satu tahapan yang di dalamnya. Seseorang yang bertugas untuk memastikan pengerjaan produk berjalan dengan lancar sesuai rencana dalam scrum disebut dengan scrum master.
Manfaat Design Sprint
Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan menggunakan fase waktu pengerjaan seperti design sprint dalam mengembangkan suatu sistem atau aplikasi. Keuntungan yang dimaksud antara lain:
- Mempercepat proses pembuatan sistem atau aplikasi
- Bugs atau issues yang muncul bisa langsung segera ditangani
- Mendorong kreativitas dan kerjasama tim developer
- Menghemat lebih banyak waktu dan biaya
- Kemudahan membuat perencanaan kedepannya terkait dengan pengembangan sistem (penambahan fitur, perbaikan fitur, dsb)
Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dengan menggunakan fase waktu pengerjaan ini tentunya menjadi pertimbangan Anda untuk teliti dalam memilih pengembang software. Jika salah dalam memilih pengembang software, maka kemungkinan besar fitur yang ada dalam sistem atau aplikasi yang dikembangkan belum bisa memenuhi kebutuhan bisnis Anda.
Artikel Terkait: User Acceptance Testing: Definisi, Fungsi, dan Jenisnya
Arvis, Technology Partner Terbaik Anda dalam Mengembangkan Software
Arvis adalah salah satu software company terbaik di Indonesia yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam membuat dan mengembangkan sistem atau aplikasi sesuai kebutuhan penggunanya. Beberapa produk Arvis yang dikembangkan dengan fase waktu pengerjaan design sprint yaitu E-Plantation dan CRM Arvis. E-Plantation dibuat khusus untuk membantu kelancaran operasional perkebunan kelapa sawit, sedangkan CRM Arvis dibuat untuk membantu penggunanya tetap terhubung dengan pelanggan.
Selain E-Plantation dan CRM Arvis, Arvis juga memiliki layanan pengembang software yang dapat membantu Anda membuat software sesuai kebutuhan. Layanan pengembang software dari Arvis didukung oleh tim pengembang software yang sudah ahli di bidangnya. Jika Anda membutuhkan sebuah sistem atau aplikasi untuk bisnis Anda, tidak ada salahnya jika Anda mencoba layanan pengembang software dari Arvis.
Tertarik dengan layanan pengembang software dari Arvis? Hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini. Mari bangun dan kembangkan sistem atau aplikasi bersama Arvis sebagai Technology Partner terbaik Anda!