Salah satu cara yang digunakan oleh banyak sebuah tim dalam mengembangkan suatu produk adalah design sprint. Metode kerja 5 hari ini juga sering digunakan dalam membuat dan mengembangkan sistem atau aplikasi. Ada 5 tahapan design sprint yang perlu dilakukan agar proses pembuatan dan pengembangan sistem berjalan dengan lancar. Apa saja tahapan-tahapan yang dimaksud?
Insight Arvis kali ini mengajak Anda untuk mengenali lebih jauh tentang tahapan design sprint. Cek juga apa saja langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah melakukan design sprint dengan menyimak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Mengenali Design Sprint
Menurut halaman situs Detroit Labs, design sprint dalam pengembangan sistem atau aplikasi pertama kali dipelopori oleh Google. Google memelopori penggunaan quick sprint, yaitu sebuah fase pengerjaan produk selama 5 hari (five-day design sprint). Design sprint menjadi solusi bagi tim developer untuk membuat dan mengembangkan sistem atau aplikasi dengan cepat daripada menghabiskan banyak waktu untuk konsep dan prototipe.
Design sprint dapat digunakan kapan saja. Tim developer biasanya menggunakan design sprint ketika menghadapi suatu kendala atau hambatan ketika sedang dalam proses mengerjakan sistem atau aplikasi. Design sprint juga digunakan agar proses pengerjaan bisa selesai tepat waktu sesuai target.
Fase pengerjaan produk selama 5 hari dengan design sprint dilakukan dengan 5 tahapan, yaitu Understand, Diverge, Decide, Prototype, dan Validate.
5 Tahapan Design Sprint
Menurut IDCloudHost, beberapa tahapan design sprint antara lain:
1. Understand
Tahapan design sprint yang pertama yaitu Understand (memahami). Di hari pertama design sprint, tim developer melakukan penyamaan persepsi tentang sistem atau aplikasi yang akan dibuat. Biasanya diskusi lebih lanjut akan dilakukan dengan pengguna agar sistem yang sudah jadi nantinya sesuai dengan harapan.
2. Diverge
Setelah tahapan Understand, tahapan design sprint selanjutnya yaitu Diverge (mengembangkan). Tahapan ini memberikan kesempatan bagi setiap orang dalam tim developer untuk memberikan ide atau gagasan. Ide atau gagasan yang dituangkan harus dibuat rancangan kasarnya pada sebuah kertas agar orang lain dapat memahaminya dengan lebih mudah.
3. Decide
Tahapan design sprint yang ketiga yaitu Decide (memutuskan). Setelah semua ide atau gagasan terkumpul, makan tim developer akan memutuskan rancangan mana yang akan digunakan dalam pembuatan dan pengembangan produk. Ide atau gagasan yang sudah terpilih kemudian diubah menjadi sebuah desain jadi yang rapi untuk dibuat prototipe-nya.
4. Prototype
Setelah desain jadi didapatkan, tahapan design sprint selanjutnya yaitu pembuatan prototipe. Di hari keempat ini, tim developer akan membuat prototipe berdasarkan desain jadi yang sudah dibuat dan dibahas bersama. Proses pembuatan prototipe ini dilakukan dengan cepat agar produk bisa segera diluncurkan.
5. Validate
Tahapan design sprint yang terakhir yaitu Validate (validasi). Pada tahap ini, prototipe yang sudah dibuat akan diuji langsung ke user atau pengguna untuk mendapatkan validasi. Hasil validasi yang sudah didapatkan kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan proses selanjutnya.
Setelah Design Sprint, What’s Next?
Setelah 5 hari design sprint selesai, pada dasarnya ada tiga skenario utama yang kemungkinan akan dilakukan selanjutnya:
- Pengembangan, tim developer yang kemudian melanjutkan ke proses pengembangan akan menggunakan model Software Development Life Cycle (SDLC) yang telah dipilih (Agile, Waterfall)
- Sprint singkat tambahan, hal ini kemungkinan dilakukan ketika ada tambahan pada hasil validasi dengan pengguna
- Pengulangan, dilakukan ketika hasil validasi ke pengguna dinyatakan gagal maka diperlukan proses pengulangan
Kesimpulan
Tahapan design sprint yang terperinci untuk pembuatan dan pengembangan produk, termasuk produk dalam bentuk sistem atau aplikasi, menjadikan design sprint sebagai sebuah cara kerja yang sangat bermanfaat. Selain mempersingkat waktu dan biaya, design sprint juga dapat mendorong kreativitas dan kerjasama tim developer.
Artikel Terkait: Apa Itu Design Sprint? Ini Manfaatnya untuk Pengembangan Sistem
Arvis, Technology Partner Terbaik Anda dalam Pengembangan Software
Sebagai salah satu software company terbaik di Indonesia, Arvis memiliki beberapa produk yang dikembangkan dengan fase waktu pengerjaan design sprint, yaitu E-Plantation dan CRM Arvis. E-Plantation merupakan sebuah sistem yang dibuat khusus untuk membantu kelancaran operasional perkebunan kelapa sawit, sedangkan CRM Arvis dibuat untuk membantu Anda tetap terhubung dengan pelanggan.
Arvis juga memiliki layanan pengembang software yang dapat membantu Anda membuat dan mengembangkan produk berupa sistem atau software (SAAS). Tim developer Arvis terdiri dari orang-orang yang sudah ahli di bidangnya dalam pembuatan dan pengembangan software sesuai dengan kebutuhan dan market. Anda pun bisa tetap fokus menjalankan operasional bisnis Anda.
Jika Anda tertarik dengan layanan pengembang software dari Arvis, hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini. Hanya Arvis, Technology Partner terbaik Anda dalam pembuatan dan pengembangan software.