Ada dua macam profesi dalam dunia teknologi industri yang menjadi kunci dalam proses pengembangan software, yaitu Frontend Engineer dan Backend Engineer. Kedua profesi ini memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda. Fronted vs Backend Engineer, apa saja perbedaan antara keduanya?
Insight Arvis kali ini mengajak Anda untuk mengetahui apa saja perbedaan peran dan tanggung jawab dari Frontend dan Backend Engineer. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Butuh tim IT berpengalaman untuk proyek IT Anda? Hubungi Arvis di WhatsApp ini
Mengenal Fronted dan Backend Engineer
Kemajuan dalam dunia industri teknologi juga berkaitan dengan berbagai macam profesi yang bekerja secara kolaboratif untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara teknologi. Mereka bekerja dengan berbagai alat dan teknik untuk memastikan bahwa teknologi dapat diakses, aman, dan dapat diandalkan oleh pengguna.
Ada dua macam profesi dalam dunia teknologi industri yang menjadi kunci dalam proses pengembangan software, yaitu Frontend Engineer dan Backend Engineer.
Apa itu Frontend Engineer?
Frontend engineer adalah seorang profesional yang bertanggung jawab atas pengembangan bagian depan (front end) dari sebuah aplikasi atau situs web. Bagian depan ini mencakup semua elemen yang berinteraksi langsung dengan pengguna, seperti tata letak halaman, tombol, menu, dan elemen visual lainnya. Frontend engineer bekerja untuk memastikan bahwa antarmuka pengguna (UI) terlihat menarik, intuitif, dan responsif di berbagai perangkat. Mereka menggunakan teknologi seperti HTML, CSS, dan JavaScript untuk menerjemahkan desain yang dibuat oleh desainer UX/UI menjadi kode yang berfungsi di web browser.
Selain itu, frontend engineer juga harus memiliki keterampilan dalam pengoptimalan performa dan pengalaman pengguna (UX). Mereka mengoptimalkan waktu muat halaman, memastikan kompatibilitas lintas browser, dan meningkatkan aksesibilitas situs web. Framework dan library seperti React dan NextJS sering digunakan oleh frontend engineer untuk mempermudah pengembangan dan pengelolaan aplikasi yang kompleks. Kolaborasi dengan desainer dan backend engineer juga merupakan bagian penting dari pekerjaan mereka, memastikan bahwa desain visual dan fungsionalitas bekerja secara harmonis.
Apa itu Backend Engineer?
Backend engineer adalah profesi seseorang yang bertanggung jawab atas pengembangan bagian belakang (back end) dari sebuah aplikasi atau situs web. Bagian belakang ini mencakup server, database, dan aplikasi logika yang mendukung fungsionalitas yang terlihat di antarmuka pengguna. Backend engineer memastikan bahwa data dapat disimpan, diambil, dan diolah dengan aman dan efisien. Mereka menggunakan berbagai bahasa pemrograman seperti Node.js, .Net, dan Golang, serta framework seperti Typescript, Gin, dan Express.js untuk membangun dan mengelola logika server yang kompleks.
Tugas backend engineer juga melibatkan pengelolaan keamanan aplikasi, skalabilitas, dan performa. Mereka harus memastikan bahwa aplikasi dapat menangani lonjakan lalu lintas dan tetap tersedia bahkan dalam kondisi beban tinggi. Selain itu, mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara API yang memungkinkan frontend berkomunikasi dengan server. Kolaborasi dengan frontend engineer dan administrator sistem sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh sistem berjalan lancar dan terintegrasi dengan baik.
Fronted vs Backend Engineer, Perbedaan Peran dan Tanggung Jawabnya
Berikut ini 10 perbedaan peran dan tanggung jawab antara fronted dan backend engineer:
1. Fokus Pekerjaan
Frontend Engineer: Frontend engineer bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan antarmuka pengguna dan pengalaman pengguna (UX/UI). Mereka mengerjakan aspek visual dan interaktif dari sebuah aplikasi web, memastikan bahwa desain web tersebut menarik dan fungsional. Pekerjaan mereka melibatkan menerjemahkan desain yang dibuat oleh desainer UX/UI ke dalam kode yang dapat dilihat dan berinteraksi dengan pengguna. Hal ini termasuk tata letak halaman, navigasi, animasi, dan berbagai elemen interaktif lainnya yang menjadikan aplikasi lebih intuitif dan menyenangkan untuk digunakan.
Backend Engineer: Backend engineer, di sisi lain, bekerja di belakang layar untuk memastikan bahwa aplikasi berjalan dengan lancar. Mereka fokus pada logika aplikasi, database, dan server, memastikan data dapat diakses dan disimpan dengan aman serta efisien. Backend engineer membangun fondasi teknis yang memungkinkan aplikasi frontend berfungsi dengan benar. Ini melibatkan pengelolaan server, database, dan semua logika bisnis yang memungkinkan aplikasi bekerja. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan, keandalan, dan skalabilitas sistem.
2. Bahasa Pemrograman yang Digunakan
Frontend Engineer: Para frontend engineer menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript dalam tugasnya. HTML digunakan untuk struktur konten, CSS untuk gaya dan tata letak, serta JavaScript untuk interaktivitas dan dinamika halaman. Mereka juga sering menggunakan framework seperti React atau Next.js untuk membangun antarmuka yang dinamis dan responsif. Framework ini membantu dalam pengembangan software dengan menyediakan struktur dan komponen yang dapat digunakan kembali, mempercepat proses pengembangan, dan meningkatkan konsistensi serta kualitas kode.
Backend Engineer: Backend engineer menggunakan berbagai bahasa pemrograman seperti Node.js, .Net, dan Golang. Pemilihan bahasa biasanya bergantung pada kebutuhan spesifik proyek dan infrastruktur yang ada. Mereka juga sering menggunakan framework backend seperti Typescript, Gin, dan Express.js untuk mengembangkan logika server yang kompleks. Framework ini menyediakan alat dan library yang memudahkan pengembangan, memungkinkan pengelolaan data yang efisien, serta integrasi dengan layanan dan API eksternal.
3. Keterampilan Desain
Frontend Engineer: Keterampilan desain sangat penting bagi frontend engineer. Mereka harus memahami prinsip-prinsip desain grafis, warna, tipografi, dan tata letak. Pemahaman yang baik tentang desain memungkinkan mereka untuk menciptakan antarmuka yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis. Pengalaman dengan alat desain seperti Adobe XD, Sketch, atau Figma juga sangat membantu dalam berkolaborasi dengan desainer dan menerjemahkan mockup menjadi kode yang hidup. Kemampuan untuk berpikir dari perspektif pengguna dan menciptakan pengalaman yang intuitif adalah kunci sukses dalam peran ini.
Backend Engineer: Keterampilan desain tidak begitu diperlukan untuk backend engineer. Mereka lebih fokus pada arsitektur sistem, pengelolaan database, dan pengembangan API. Keterampilan dalam desain struktur data dan algoritma sangat diutamakan karena mereka harus memastikan bahwa data dapat disimpan, diambil, dan diolah dengan efisien. Backend engineer sering bekerja dengan alat-alat seperti MySQL, PostgreSQL, MongoDB, dan Redis untuk manajemen data. Mereka juga perlu memahami konsep-konsep seperti normalisasi database, indexing, dan optimisasi query untuk memastikan performa yang optimal.
4. Interaksi dengan Pengguna
Frontend Engineer: Frontend engineer bekerja sangat dekat dengan pengguna akhir. Mereka memastikan bahwa aplikasi tidak hanya berfungsi dengan baik tetapi juga mudah digunakan dan estetis. Mereka sering melakukan pengujian kegunaan (usability testing) dan mendapatkan umpan balik dari pengguna untuk terus memperbaiki dan mengoptimalkan antarmuka pengguna. Kemampuan untuk menerima umpan balik dan melakukan iterasi cepat adalah kunci dalam peran ini. Mereka juga harus memastikan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik di berbagai perangkat dan browser untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Backend Engineer: Backend engineer jarang berinteraksi langsung dengan pengguna. Mereka lebih sering bekerja dengan tim frontend dan lainnya untuk memastikan bahwa sistem backend mendukung semua kebutuhan aplikasi. Tugas mereka lebih teknis dan melibatkan pengelolaan server, database, dan API. Mereka harus memastikan bahwa data disimpan dan dikelola dengan aman dan efisien, serta memastikan bahwa sistem dapat menangani lonjakan lalu lintas pengguna tanpa mengalami downtime. Mereka juga bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan (monitoring) dan debugging sistem backend untuk memastikan kinerja yang optimal.
5. Keamanan
Frontend Engineer: Keamanan juga merupakan aspek penting bagi frontend engineer, terutama terkait dengan validasi input pengguna dan pengelolaan data sensitif. Mereka harus memastikan bahwa aplikasi tidak rentan terhadap serangan seperti XSS (Cross-Site Scripting). Ini melibatkan penggunaan teknik seperti sanitasi input, pengaturan kebijakan keamanan konten (Content Security Policy), dan memastikan bahwa data sensitif seperti cookie tidak terekspos ke skrip berbahaya. Frontend engineer juga harus waspada terhadap serangan seperti CSRF (Cross-Site Request Forgery) dan memastikan bahwa aplikasi mereka terlindungi dari vektor serangan umum.
Backend Engineer: Keamanan adalah prioritas utama bagi backend engineer. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa data disimpan dan diakses dengan aman. Mereka harus mengimplementasikan praktik keamanan terbaik untuk melindungi aplikasi dari serangan seperti SQL Injection dan man-in-the-middle attacks. Ini melibatkan penggunaan enkripsi, otentikasi, dan otorisasi yang kuat, serta pemantauan dan logging aktivitas untuk mendeteksi dan merespons ancaman dengan cepat. Backend engineer juga bekerja untuk memastikan bahwa aplikasi mematuhi standar dan regulasi keamanan yang berlaku, seperti GDPR atau PCI-DSS.
Tim software developer Arvis terdiri dari Fronted dan Backend Engineer profesional untuk proyek IT Anda. Hubungi Arvis di WhatsApp ini
6. Performa
Frontend Engineer: Frontend engineer harus memastikan bahwa aplikasi berjalan dengan lancar dan cepat di berbagai perangkat. Mereka mengoptimalkan gambar, script, dan sumber daya lainnya untuk mengurangi waktu muat dan meningkatkan pengalaman pengguna. Ini melibatkan teknik seperti lazy loading, minifikasi dan penggabungan (bundling) file, serta penggunaan CDN (Content Delivery Network) untuk distribusi konten yang lebih cepat. Frontend engineer juga menggunakan alat seperti Lighthouse dan WebPageTest untuk mengukur dan meningkatkan performa aplikasi mereka.
Backend Engineer: Backend engineer juga bertanggung jawab atas performa, tetapi mereka fokus pada aspek server dan database. Mereka mengoptimalkan query database, caching, dan arsitektur server untuk memastikan bahwa aplikasi dapat menangani banyak pengguna secara efisien. Ini melibatkan penggunaan teknik seperti load balancing, penggunaan database yang efisien, dan implementasi caching strategi seperti Redis atau Memcached. Backend engineer juga perlu memastikan bahwa server mereka dapat menangani lonjakan lalu lintas dengan elastisitas yang cukup, menggunakan alat seperti AWS, Docker, dan Kubernetes untuk skalabilitas dan manajemen beban kerja.
7. Integrasi API
Frontend Engineer: Frontend engineer sering menggunakan API untuk mendapatkan data dari server. Mereka harus memahami cara kerja API dan cara mengintegrasikannya ke dalam aplikasi frontend. Ini melibatkan pengetahuan tentang protokol HTTP, RESTful API, dan format data seperti JSON atau XML. Frontend engineer menggunakan alat seperti Postman untuk menguji dan mengintegrasikan API, serta framework seperti Axios atau Fetch API untuk membuat permintaan HTTP. Mereka juga harus memastikan bahwa data yang diterima dari API diolah dan ditampilkan dengan benar di antarmuka pengguna.
Backend Engineer: Backend engineer mengembangkan dan memelihara API yang digunakan oleh aplikasi frontend. Mereka harus memastikan bahwa API yang mereka buat aman, cepat, dan dapat diandalkan. Ini melibatkan desain endpoint yang efisien, pengelolaan autentikasi dan otorisasi, serta penanganan kesalahan (error handling) yang baik. Backend engineer sering menggunakan alat seperti Swagger atau Postman untuk mendokumentasikan dan menguji API mereka. Mereka juga harus memastikan bahwa API mereka dapat menangani permintaan dalam skala besar dan memiliki fallback serta mekanisme retry untuk menghadapi gangguan jaringan.
8. Tes dan Debugging
Frontend Engineer: Frontend engineer sering menggunakan alat seperti browser developer tools, Jasmine, atau Jest untuk menguji dan debugging aplikasi mereka. Pengujian berfokus pada antarmuka dan interaksi pengguna. Mereka melakukan pengujian unit, integrasi, dan end-to-end untuk memastikan bahwa semua elemen UI berfungsi dengan benar dan tidak ada bug. Frontend engineer juga menggunakan alat seperti Selenium atau Cypress untuk otomatisasi pengujian, memastikan bahwa setiap perubahan kode tidak mengganggu fungsionalitas yang ada.
Backend Engineer: Backend engineer menggunakan alat seperti Postman, JUnit, atau PyTest untuk menguji dan debugging logika server dan API mereka. Pengujian ini biasanya lebih kompleks dan melibatkan banyak skenario penggunaan. Mereka melakukan pengujian unit, integrasi, dan sistem untuk memastikan bahwa semua komponen backend berfungsi dengan benar dan efisien. Backend engineer juga menggunakan alat seperti New Relic atau Datadog untuk pemantauan dan debugging performa, membantu mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dalam lingkungan produksi.
9. Kolaborasi Tim
Frontend Engineer: Frontend engineer sering bekerja sama dengan desainer UX/UI dan backend engineer. Kolaborasi yang efektif diperlukan untuk memastikan bahwa desain dan fungsionalitas berjalan sesuai rencana. Mereka sering terlibat dalam pertemuan sprint dan diskusi desain untuk memastikan bahwa semua elemen antarmuka pengguna sesuai dengan spesifikasi. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan bekerja dalam tim adalah keterampilan yang penting. Frontend engineer juga harus fleksibel dan siap untuk melakukan iterasi berdasarkan umpan balik dari desainer dan pengguna akhir.
Backend Engineer: Backend engineer bekerja sama dengan frontend engineer dan administrator sistem. Mereka memastikan bahwa server dan database berjalan dengan lancar dan dapat mendukung semua kebutuhan aplikasi. Kolaborasi yang baik antara tim frontend dan backend adalah kunci untuk mengembangkan aplikasi yang stabil dan berkinerja tinggi. Backend engineer sering berkomunikasi dengan tim DevOps untuk memastikan bahwa aplikasi dapat di-deploy dan di-maintain dengan baik. Mereka juga berkolaborasi dalam hal pemantauan, logging, dan penanganan insiden untuk menjaga ketersediaan dan keandalan sistem.
10. Dokumentasi
Frontend Engineer: Frontend engineer harus mendokumentasikan kode mereka dengan baik agar mudah dipahami dan di-maintain oleh tim lainnya. Dokumentasi yang baik juga membantu dalam pengembangan fitur baru dan debugging. Mereka menggunakan alat seperti JSDoc atau Storybook untuk membuat dokumentasi komponen UI yang komprehensif. Frontend engineer juga harus memastikan bahwa komentar kode mereka jelas dan informatif, memudahkan anggota tim lain untuk memahami dan mengelola kode tersebut.
Backend Engineer: Backend engineer juga harus mendokumentasikan API, database schema, dan arsitektur sistem mereka. Dokumentasi yang jelas sangat penting untuk memastikan bahwa sistem backend dapat di-maintain dan di-update dengan mudah. Mereka sering menggunakan alat seperti Swagger untuk mendokumentasikan API dan database diagram tools untuk menggambarkan struktur database. Backend engineer juga menulis dokumentasi teknis yang menjelaskan logika bisnis, alur kerja, dan konfigurasi sistem, membantu tim lain dalam memahami dan bekerja dengan sistem backend secara efektif.
Butuh frontend dan backend engineer berpengalaman untuk proyek IT Anda? Hubungi Arvis di WhatsApp ini
Kesimpulan
Jika membandingkan profesi dalam dunia pengembangan software seperto fronted vs backend engineer, maka Anda akan menemukan banyak perbedaan antara keduanya. Mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda namun saling melengkapi dalam pengembangan aplikasi. Kolaborasi yang efektif antara kedua profesi ini sangat penting untuk membangun aplikasi yang fungsional, aman, dan user-friendly.
Artikel Terkait: 10 Tips dan Strategi Masuk Industri Teknologi bagi Fresh Graduates
Profesional Fronted dan Backend Engineer dari ARVIS
ARVIS, sebagai salah satu software company dan konsultan IT terbaik di Indonesia, memiliki tim IT yang terdiri dari frontend dan backend engineer yang profesional. Tim frontend dari ARVIS memiliki keahlian dalam menciptakan antarmuka pengguna yang menarik dan intuitif. Sementara itu, tim backend ARVIS dapat membantu Anda untuk memastikan bahwa semua logika aplikasi, keamanan, dan performa berjalan dengan optimal.
ARVIS siap membantu Anda menyelesaikan berbagai macam proyek IT, mulai dari pengembangan aplikasi web dan mobile hingga integrasi sistem yang kompleks. ARVIS dapat memahami kebutuhan spesifik bisnis Anda dan memberikan solusi yang disesuaikan, memastikan proyek Anda selesai tepat waktu dan sesuai anggaran.
Tertarik untuk bekerja sama dengan Arvis? Hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini. Hanya Arvis, technology partner terbaik untuk bisnis Anda.