Sebelum diperkenalkan dan dapat Anda gunakan, sebuah perangkat lunak atau software akan menjalani proses akhir. Proses ini akrab dikenal dengan software testing atau pengujian perangkat lunak. Pada tahap ini, para developer akan melakukan pengecekan terhadap perangkat lunak yang sudah dibuat untuk memastikan setiap fungsi di dalamnya berjalan dengan baik dan minim error.
Dikatakan minim karena error masih bisa terjadi bahkan ketika perangkat lunak tersebut Anda gunakan. Oleh karena itu, kita juga mengenal istilah perbaikan sistem atau maintenance. Lebih lanjut, ketika pengujian perangkat lunak berhasil dijalankan, maka kepuasan dan kepercayaan Anda sebagai pelanggan juga turut meningkat. Sebab, produk yang Anda terima sesuai dengan fungsinya.
Manfaat Dilakukannya Software Testing
Setelah memahami pengertian dari software testing dan salah satu manfaatnya, ini saat yang tepat untuk mempelajari manfaat lain yang akan Anda peroleh dari proses pengujian perangkat lunak. Penjelasan lengkapnya bisa Anda cermati pada paragraf berikut ini.
Lebih awal mendeteksi cacat (bug) pada sistem: Mengembangkan perangkat lunak yang kompleks menjadi celah terjadinya kesalahan. Dengan adanya pengujian, berbagai kesalahan pengkodean (coding) mau pun cacat pada perangkat lunak bisa diselesaikan secepat mungkin sebelum akhirnya bisa Anda gunakan.
Menghemat pengeluaran perusahaan Anda: Kesalahan program yang tidak terdeteksi akibat kurangnya proses pengujian akan menimbulkan penambahan biaya. Sebab, proses menemukan dan mengatasi kesalahan sistem lebih sulit dilakukan ketika software sudah mulai Anda gunakan dibanding saat proses pengembangan, mengingat data bisnis Anda sudah ada di dalam sistemnya.
Artikel terkait: Siklus Hidup Pengembangan Sistem: Definisi, Manfaat, Dan Model
Menemukan Kelemahan Sistem Keamanan: Selain fungsi, hal yang perlu diperhatikan ketika membuat perangkat lunak adalah keamanan sistem yang dimiliki. Jika software memiliki keamanan yang rendah, maka risiko pencurian data akan semakin besar. Oleh karena itu, pengembang perlu melakukan software testing sehingga sistem perangkat lunak yang akan Anda gunakan terjaga keamanannya.
Memahami Batas Maksimal Perangkat Lunak Anda: Setiap software memiliki batas maksimal untuk bekerja secara optimal. Untuk mengetahui batasan ini, developer perlu melakukan software testing. Lebih lanjut, lewat pengujian, pengembang bisa mengidentifikasi kapan perangkat lunak yang mereka buat tidak bisa digunakan serta penyebabnya.
Jenis-Jenis Software Testing
Secara umum, ada beberapa jenis software testing, mulai dari unit testing sampai dengan performance testing. Untuk memahami detail dari masing-masing jenisnya. Simak beberapa poin di bawah ini.
Unit Testing
Jenis pengujian ini dilakukan pada komponen dari sebuah perangkat lunak, misalnya fungsi, metode, prosedur, modul, atau objek. Proses ini biasa dilakukan oleh pengembang pada tahap coding dengan cara memverifikasi kebenaran sebuah bagian kode sehingga setiap komponen atau unit bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Integration Testing
Jika unit testing dilakukan secara individual, komponen per komponen, maka jenis pengujian ini dilakukan secara berkelompok. Cara kerjanya adalah dengan menggabungkan atau mengintegrasikan beberapa modul software dan mengujinya. Ini berfungsi untuk menemukan bug ketika beberapa modul saling berinteraksi saat digabungkan.
System Testing
Masih berkaitan dengan jenis software testing sebelumnya, pengujian ini memiliki jangkauan yang lebih luas. System testing dilakukan oleh seorang tester dengan mengevaluasi sebuah sistem, yang terdiri dari kumpulan modul terintegrasi secara keseluruhan, baik dari segi fungsional mau pun non fungsional.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh modul yang terintegrasi sudah memenuhi harapan pembuatannya. Selain itu, pengujian sistem berguna untuk memastikan apakah perangkat lunak yang telah dikembangkan mampu berjalan baik di berbagai perangkat dengan sistem operasi berbeda.
Acceptance Testing
Berbeda dari beberapa jenis pengujian sebelumnya, acceptance testing melibatkan calon penggunanya dalam proses pengujian. Hal yang diuji pada tahap ini hanyalah fungsionalnya saja. Nantinya, pengujian dilakukan pada situasi dan kondisi nyata di mana perangkat lunak akan digunakan.
Misalnya, pengembang sedang membuat software pesan antar makanan, maka nantinya pengujian dilakukan calon pengguna dengan cara memesan sebuah makanan dan menunggu pesanan tersebut diantarkan. Secara umum, ada dua jenis acceptance testing, yaitu alpha testing (pengujian yang dilakukan oleh orang-orang internal perusahaan pengembang) dan beta testing (pengujian oleh calon pelanggan).
Regression Testing
Jenis pengujian ini berlangsung ketika ada penambahan modul baru di dalam perangkat lunak yang sudah dibuat sebelumnya. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen perangkat lunak tetap bekerja dengan baik meskipun ada perubahan program akibat kehadiran modul baru.
Stress Testing
Sekilas membaca namanya, sudahkah Anda mendapatkan gambaran bagaimana pengujian ini dijalankan? Stress testing adalah pengujian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan sebuah perangkat lunak dalam mempertahankan performanya ketika menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Ini merupakan salah satu pengujian non fungsional dari sebuah software.
Beberapa cara untuk menjalankan tes ini, yaitu menginfeksikan virus ke dalam sistemnya, mengirimkan beragam pesan spam, hingga mengakses perangkat lunak secara bersamaan. Dengan adanya tes ini, pengembang bisa menemukan di mana letak kekurangan perangkat lunaknya secara spesifik. Ini akan banyak membantu dalam meningkatkan kualitasnya.
Artikel terkait: Software Bisnis Ini Bisa Bantu Usaha Anda Kian Berkembang
Performance Testing
Performance testing merupakan pengujian yang dijalankan untuk mengetahui batas ketahanan sistem ketika diberikan beban kerja atau workload yang tinggi. Selain itu, tes ini juga menguji bagaimana sistem kembali bekerja normal setelah mengalami penurunan performa karena beban yang diberikan. Beberapa hal yang menjadi perhatian pada tes ini di antaranya kecepatan respon sistem, jumlah beban maksimal yang bisa ditangani, dan kestabilan sistem dalam menghadapi beban.
Demikian penjelasan mengenai software testing yang bisa Anda pelajari. Jadi, pengujian ini dilakukan agar perangkat lunak yang Anda gunakan mampu bekerja secara optimal, dari segi fungsional dan non fungsional. Dalam praktiknya, ada beragam jenis testing yang pengembang gunakan pada setiap software-nya, mulai dari tes untuk bagian terkecil dari perangkat lunak, yaitu unit hingga pengetesan secara menyeluruh, misalnya system testing. Selain dilakukan oleh pengembang, pengujian software juga akan melibatkan calon pengguna melalui acceptance testing.
Saatnya Membangun Software Untuk Bisnis Anda
Setelah memiliki pemahaman seputar software testing, kini Anda bisa mulai memikirkan pembuatan perangkat lunak dengan lebih baik. Sebagai awalan, Anda wajib menentukan pengembang perangkat lunak yang kompeten dan bisa dipercaya. Salah satu pengembang yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah Arvis. Jika menelusuri beranda websitenya, Anda bisa bertemu dengan tim IT profesional yang akan mengerjakan software Anda. Dengan begitu, Anda tak perlu khawatir tentang kualitas dari produk yang akan Arvis hadirkan untuk bisnis Anda.
Artikel terkait: Tips Memilih Pengembang Software Tepercaya, Anda Wajib Tahu!
Selain itu, Arvis juga menyediakan halaman success story. Pada halaman ini Anda bisa mempelajari bagaimana tim Arvis menghadirkan solusi untuk setiap permasalahan yang pelanggan hadapi. Beralih ke metode pengembangan, Arvis bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan Anda. Tentunya, setiap metode yang Arvis jalankan dilengkapi dengan pengujian intensif untuk memastikan produk yang Anda gunakan mampu bekerja secara optimal. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi tim Arvis melalui nomor berikut ini atau mengisi formulir di sini.