Setiap bisnis pasti memiliki target pasar sehingga mampu menjual produk atau layanan yang ditawarkan. Jika sudah begitu, bisnis tersebut akan mudah berkembang. Sebaliknya, tanpa mengetahui target pasar, sebuah bisnis akan sulit melakukan penjualan. Sebab, produk atau layanannya bisa saja dipasarkan pada target yang tak sesuai. Untuk mengatasi risiko tersebut, Anda perlu membuat buyer persona.
Buyer persona atau persona pembeli adalah gambaran detail seperti apakah pelanggan potensial Anda. Detail yang dimaksud di antaranya data pribadi, tingkah laku, hingga kebiasaan berbelanja. Untuk mengetahui informasi di atas, Anda harus melakukan riset mendalam.
Detail Informasi Dari Buyer Persona
Seperti disinggung sebelumnya, umumnya ada tiga jenis informasi pada buyer persona. Mereka adalah data pribadi, tingkah laku, dan kebiasaan berbelanja. Penjelasan lengkapnya bisa Anda lihat di bawah ini.
- Data Diri: Bagian ini bisa Anda isi dengan nama, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Jika bergerak di bidang b2b, Anda bisa menambahkan bidang industri dan ukuran perusahaan.
- Tingkah Laku: Berikutnya, Anda perlu mencatat hobi yang dimiliki pelanggan, media sosial yang biasa digunakan, hingga forum-forum yang diikuti.
- Kebiasaan Berbelanja: Terakhir, tambahkan informasi kebiasaan mereka dalam berkomunikasi (telepon, email, sms, atau tatap muka), ketika membutuhkan sebuah produk atau layanan bagaimana mereka mencarinya (meminta rekomendasi rekan, iklan, atau mencarinya di internet), dan bagaimana kebiasaan mereka dalam membeli produk atau layanan (online atau offline) pada bagian ini.
Manfaat Dibuatnya Buyer Persona
Setelah memahami pengertian dan informasi yang ada di dalamnya, Anda juga perlu tahu apa saja manfaat dibuatnya persona pembeli sebagaimana dirangkum di bawah ini.
Memahami Pelanggan Dengan Lebih Baik
Buyer persona dibentuk dari proses riset mendalam. Riset inilah yang membuat Anda semakin paham dengan apa yang mereka sukai, masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Tak hanya itu, Anda juga bisa menciptakan hubungan baik dengan pelanggan.
Artikel terkait: Manajemen Hubungan Pelanggan: Dari Definisi Hingga Manfaatnya
Memudahkan Anda Untuk Menyusun Personalized Marketing
Salah satu manfaat terbesar membuat buyer persona adalah memudahkan pembuatan personalized marketing. Dengan persona pembeli, Anda bisa memproduksi konten atau promosi khusus untuk pelanggan tertentu saja. Dengan begitu, hasil yang didapatkan bisa lebih baik dibanding membuat sebuah konten atau promosi untuk semua orang.
Menghemat Pengeluaran
Menjalankan sebuah strategi pemasaran memerlukan biaya. Jika Anda berhasil menjangkau target yang tepat, maka pengeluaran tersebut bisa ditekan. Dalam hal ini, buyer persona akan membantu Anda dalam menjangkau target tersebut.
Melancarkan Proses Demo Produk
Jika Anda bergerak di bidang bisnis b2b, buyer persona bisa bantu tim penjualan Anda saat mempresentasikan produk atau layanan kepada pelanggan. Dengan informasi masalah pelanggan yang ada pada persona pembeli, Anda bisa mengatasi pertanyaan yang mungkin muncul saat sesi demo produk. Akhirnya, segala sesuatunya bisa berjalan lancar.
Artikel terkait: Tips Demo Produk B2B Yang Efektif Meningkatkan Penjualan
Memudahkan Komunikasi Antara Tim Sales Dengan Pelanggan
Persona pembeli bisa bantu tim penjualan Anda menentukan topik pembicaraan dan bahasa yang sesuai untuk pelanggannya. Dengan begitu, tim penjualan Anda mampu berkomunikasi dengan baik kepada pelanggan. Selain itu, pesan yang coba disampaikan bisa lebih berdampak bagi bisnis Anda.
Cara Membuat Buyer Persona, Hanya Dengan 4 Langkah!
Setelah memahami materi dasar mengenai persona pembeli, ini saat yang tepat untuk memulai praktiknya. Untuk membuat persona ini, Anda bisa menyimak empat langkah pada paragraf berikut.
Lakukan Riset Pelanggan
Sebelum melangkah lebih jauh, Anda harus melakukan riset pelanggan terlebih dahulu. Riset ini bisa dilakukan pada pelanggan yang sudah menggunakan produk atau layanan Anda mau pun yang baru akan menggunakannya.
Pertama, amati data pelanggan yang ada pada CRM untuk mengetahui tren yang sedang terjadi di perusahaan Anda. Setelah itu, lakukan wawancara dengan pelanggan tersebut atau minta mereka mengisi formulir. Fungsinya, untuk memastikan data yang Anda amati benar adanya.
Selain itu, untuk memperkaya data, Anda bisa menyebarkan atau menaruh tautan formulir ke media sosial atau website. Dengan begitu, pelanggan yang belum berkomunikasi dengan bisnis Anda juga bisa mengisinya.
Artikel terkait: Apa Itu Customer Journey, Mulai Dari Pengertian Hingga Contohnya
Sebagai catatan, jangan lupa bertanya perihal masalah yang ingin pelanggan selesaikan serta tujuan yang ingin mereka capai ketika menggunakan produk atau layanan Anda. Dengan begitu, Anda bisa menentukan produk atau layanan mana yang mereka butuhkan.
Selain itu, informasi ini akan memperkaya data pelanggan Anda. Akhirnya, persona pembeli yang dibuat bisa lebih nyata.
Kelompokkan Data Yang Telah Diperoleh
Banyaknya data yang Anda peroleh harus dikelompokkan sehingga penulisan buyer persona berjalan lebih mudah. Untuk mengelompokkannya, Anda bisa gunakan tiga cara alternatif. Pertama, mengelompokkan data pelanggan berdasarkan produk atau layanan yang mereka butuhkan.
Kedua, pengelompokkan berdasarkan industri. Ini cocok untuk perusahaan yang memiliki pelanggan dari berbagai jenis industri. Terakhir, Anda dapat menggunakan metode pengelompokkan berdasarkan posisi pelanggan pada sebuah perusahaan.
Tentukan Berapa Banyak Buyer Persona Yang Akan Anda Buat
Anda tak harus mengolah semua data pelanggan menjadi buyer persona dalam satu waktu. Sebagai gantinya, buatlah beberapa saja yang sekiranya diperlukan dalam waktu dekat.
Misalnya, Anda berencana memasarkan produk A minggu ini. Maka, Anda bisa membuat buyer persona dari data pelanggan yang membutuhkan produk A terlebih dahulu untuk keperluan menyusun strategi pemasaran.
Ketika strategi pemasaran selesai, Anda bisa mulai membuat persona yang lain. Lebih lanjut, Anda juga bisa mengubah persona yang sudah ada berdasarkan hasil evaluasi strategi yang telah dijalankan.
Tulis Buyer Persona Anda
Terakhir, ini saat yang tepat untuk mulai menulis persona pembeli Anda. Tidak ada aturan khusus dalam menulisnya. Jadi, ini bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Sebagai gambaran Anda bisa melihat ilustrasi berikut.
“Anda membuat persona bernama Arvizen berumur 30 s.d. 35 tahun. Ia bekerja sebagai kepala divisi penjualan di sebuah perusahaan menengah di Jakarta. Perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur. Salah satu pekerjaan yang dijalankan, yaitu mencatat jumlah stok barang pada sebuah sistem. Namun, akhir-akhir ini, sistem sering mengalami error. Ia berpikir untuk memiliki sistem baru yang juga bisa mencatat data pelanggan.”
Artikel terkait: Manajemen Persediaan: Pengertian, Tujuan, Dan Metodenya
Dari ilustrasi di atas, kini Anda bisa mulai memanfaatkan data yang ada untuk berbagai keperluan, misalnya promosi dan pembuatan konten. Dari persona tersebut, Anda juga bisa menentukan produk atau layanan mana yang paling sesuai dengan Arvizen serta mempersiapkan materi demo produk sebaik mungkin.
Itulah pembahasan terkait buyer persona yang bisa Anda pelajari. Intinya, persona ini bisa membawa sejumlah manfaat ketika dibuat, terutama untuk urusan strategi pemasaran.
Lebih lanjut, tidak ada format khusus yang mengatur cara penulisannya. Oleh karena itu, Anda bisa menyesuaikan sendiri cara penulisan tersebut sehingga mudah dipahami.
Selain dibuat dalam bentuk cerita seperti ilustrasi sebelumnya, Anda juga bisa membuat persona dalam bentuk poin-poin singkat seperti contoh berikut. Ini bisa jadi alternatif lain jika versi cerita kurang efektif bagi Anda.
Catat Data Pelanggan Anda Pada Satu Sistem!
Dengan bantuan persona pembeli, Anda bisa mulai menargetkan produk atau layanan Anda pada pelanggan potensial. Ketika mereka mulai berkomunikasi dengan tim penjualan, catatlah data-datanya pada satu sistem. Tujuannya, untuk mempermudah proses tindak lanjut dan pemantauan ke depannya.
Artikel terkait: Pelanggan Potensial: Definisi, Ciri-Ciri, Dan Cara Mendapatkannya
Sebagai referensi, Anda bisa menggunakan customer relationship management milik Arvis. Dengan sistem ini, Anda bisa mencatat detail informasi pelanggan Anda, mulai dari data pribadi sampai dengan data detail perusahaan tempat mereka bekerja.
Selain itu, Anda juga bisa memantau aktivitas tim penjualan Anda bersama para pelanggan pada customer relationship management Arvis. Dengan begitu, Anda bisa merumuskan strategi terbaik untuk masing-masing pelanggan untuk meningkatkan peluang terjadinya konversi.
Lalu, untuk memudahkan pengguna dalam membaca dan memahami data, CRM Arvis juga menyediakan fitur laporan digital pada bagian dashboard. Jadi, data pelanggan yang telah Anda masukkan akan otomatis berubah menjadi data visual, misalnya diagram batang, lingkaran, hingga grafik.
Artikel terkait: Pentingnya Visualisasi Data Penjualan Bagi Bisnis Anda
Tertarik mencoba CRM Arvis? Informasi lebih lanjut bisa Anda peroleh melalui nomor WhatsApp ini atau formulir penjadwalan demo yang bisa diakses di sini.