Biohidrokarbon Kelapa Sawit, Solusi Energi Terbarukan dari Minyak Sawit

Biohidrokarbon Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan jenis tanaman dimana minyak yang dihasilkan dari buahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam produk. Salah satu jenis produk yang dapat dikembangan dengan menggunakan minyak sawit adalah biohidrokarbon. Biohidrokarbon kelapa sawit dapat menjadi solusi energi terbarukan yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Lalu seperti apa potensinya di masa depan?

Lewat artikel kali ini, Insight Arvis ingin mengajak Anda mengenal biohidrokarbon kelapa sawit. Cari tahu seperti apa kegunaannya dan potensinya dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil selengkapnya di sini.

Mengenal Biohidrokarbon Kelapa Sawit

Menurut Dr. Ir. Tungkot Sipayung, Executive Director of Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute, biohidrokarbon kelapa sawit adalah bahan bakar terbarukan yang dihasilkan dari pengolahan minyak kelapa sawit. Struktur kimia dari biohidrokarbon mirip dengan bahan bakar fosil yang selama ini Anda gunakan.

Kegunaan Biohidrokarbon Kelapa Sawit

Bahan bakar terbarukan yang dihasilkan dari pengolahan minyak kelapa sawit seperti biohidrokarbon kelapa sawit memiliki keunggulan tersendiri. Beberapa diantara keunggulannya yaitu:

  • Membantu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar fosil
  • Mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca karena dibuat dari bahan organik yang dapat didaur ulang
  • Meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit (meningkatkan harga jual TBS dan CPO)
  • Mendukung pembangunan berkelanjutan dalam negeri
  • Meningkatkan daya saing industri kelapa sawit dalam negeri di pasar global

Struktur Kimia Biohidrokarbon Kelapa Sawit

Bagaimana bisa biohidrokarbon kelapa sawit menjadi sumber energi terbarukan yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil? Hal ini tidak terlepas dari struktur kimia yang ada di dalamnya.

Biohidrokarbon yang dibuat dengan menggunakan minyak sawit sebagai bahan dasarnya terdiri dari senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon yang panjang. Struktur kimianya mirip dengan  bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam. Perbedaannya terdapat pada jumlah atom karbon dan ikatan kimia.

Biohidrokarbon kelapa sawit memiliki jumlah atom karbon yang lebih sedikit dibandingkan dengan minyak bumi dan gas alam. Ikatan kimianya juga tergolong lebih sederhana dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Meskipun demikian, ada potensi yang besar untuk dijadikan sebagai sumber energi yang efektif karena kandungan energinya cukup tinggi dan dapat dihasilkan secara berkelanjutan.

Potensi Biohidrokarbon Kelapa Sawit

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, biohidrokarbon kelapa sawit memiliki potensi besar sebagai sumber energi baru dan terbarukan karena dapat dihasilkan secara berkelanjutan melalui pengolahan minyak kelapa sawit. Indonesia sendiri merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, sehingga pengembangan sumber energi baru ini dapat menjadi alternatif yang cocok untuk mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil.

Proses Produksi Biohidrokarbon Kelapa Sawit

Ada dua tahap yang perlu dilakukan dalam proses produksi biohidrokarbon kelapa sawit. Dua tahap tersebut, antara lain:

1. Pengolahan CPO

CPO atau Crude Palm Oil merupakan sumber produksi utama dari buah kelapa sawit yaitu berupa minyak kelapa sawit. Minyak ini kemudian diolah menjadi bahan baku biohidrokarbon melalui proses hidrogenasi atau transesterifikasi.

Proses hidrogenasi melibatkan reaksi antara CPO dengan hidrogen dan katalis untuk menghasilkan hidrokarbon, sedangkan proses transesterifikasi melibatkan reaksi antara CPO dengan metanol dan katalis untuk menghasilkan metil ester (biodiesel) dan gliserol.

2. Pemurnian dan modifikasi

Setelah CPO diolah menjadi bahan baku biohidrokarbon melalui proses hidrogenasi atau transesterifikasi, hasil olahan tersebut kemudian dimodifikasi untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan sebagai bahan bakar.

Teknologi Produksi Biohidrokarbon

Secara umum, ada beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk memproduksi biohidrokarbon. Teknologi-teknologi ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu biokimia dan termokimia.

1. Biokimia

Teknologi biokimia merupakan teknologi yang menggunakan mikroorganisme untuk mengubah biomassa menjadi biohidrokarbon. Jenis teknologi biokimia yang paling umum digunakan adalah minyak alga dan fermentasi.

Minyak alga: teknologi biokimia dimana prosesnya menggunakan alga untuk menghasilkan minyak, yang kemudian dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan biohidrokarbon. Alga merupakan jenis organisme fotosintesis yang dapat tumbuh di air laut dan juga air limbah.

Fermentasi: teknologi biokimia dimana prosesnya menggunakan mikroorganisme untuk mengubah gula menjadi biohidrokarbon.

2. Termokimia

Teknologi kedua yang juga dapat digunakan untuk memproduksi biohidrokarbon adalah termokimia. Termokimia memanfaatkan panas dan tekanan dalam proses transformasi biomassa menjadi biohidrokarbon. Jenis teknologi termokimia yang paling umum digunakan adalah gasifikasi, pirolisis, dan likuifikasi hidrotermal.

Gasifikasi: proses memecah biomassa menjadi gas. Hasil pemecahan ini kemudian dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan biohidrokarbon.

Pirolisis: proses memecah biomassa dengan menggunakan energi panas dengan sedikit oksigen atau tanpa oksigen. Hasil proses pemecahan ini berupa arang, cairan, dan gas.

Likuifikasi hidrotermal: proses memecah biomassa menjadi minyak mentah bio, cairan kental yang kemudian dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan biohidrokarbon.

Teknologi Produksi Biohidrokarbon Kelapa Sawit

Khusus untuk proses produksi biohidrokarbon yang memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai bahan dasarnya, ada beberapa teknologi yang dapat digunakan, yaitu:

Ultrasonik: teknologi yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk meningkatkan efisiensi reaksi transesterifikasi atau hidrogenasi

Katalis heterogen: teknologi produksi yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi biohidrokarbon

Perkembangan Biohidrokarbon Kelapa Sawit di Indonesia

Lalu sudah sejauh mana perkembangan produksi biohidrokarbon kelapa sawit di Indonesia? Indonesia sendiri memiliki berbagai program dan juga kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan produksi biohidrokarbon dengan bahan dasar minyak kelapa sawit, yaitu:

  • Program D100: penggunaan biohidrokarbon sawit murni sebagai bahan bakar
  • Program B30: penggunaan campuran biodiesel 30% dengan solar
  • Program B20: penggunaan campuran biodiesel 20% dengan solar

Kesimpulan

Selama ini banyak orang mengenal minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil sebagai bahan dasar pembuatan produk rumah tangga saja. Padahal, minyak ini juga bisa digunakan pada industri lainnya, salah satunya yaitu biohidrokarbon.

Biohidrokarbon kelapa sawit merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat membantu mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil. Potensi pengembangan bahan bakar terbarukan ini cukup besar karena struktur kimianya mirip dengan bahan bakar fosil.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi besar dalam pengembangan biohidrokarbon kelapa sawit karena Indonesia merupakan produsen terbesar minyak kelapa sawit. Tak heran jika jumlah perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangatlah banyak dan tersebar di berbagai daerah.

Jika Anda adalah salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit yang juga tertarik ingin terjun dalam pengembangan biohidrokarbon, Anda perlu memastikan bahwa kebun kelapa sawit yang Anda kelola mampu menghasilkan kelapa sawit dengan minyak sawit yang berkualitas.

Selain memperhatikan prosedur budidaya kelapa sawit yang baik dan benar, tidak ada salahnya jika Anda mempertimbangkan penggunaan teknologi dalam bentuk sistem seperti E-Plantation Arvis sebagai penunjang kelancaran kegiatan operasional kebun Anda.

Artikel Terkait: Ekspor Produk Olahan Sawit, Seperti Apa Regulasinya?

Mengapa E-Plantation Arvis?

E-Plantation Arvis merupakan sebuah sistem yang dibuat dan dikembangkan oleh Arvis, salah satu software company terbaik di Indonesia. Sistem ini dibuat khusus untuk perkebunan kelapa sawit Anda, dilengkapi dengan berbagai macam fitur bermanfaat yang bisa Anda gunakan untuk mengolah semua data yang berkaitan dengan kebun kelapa sawit.

E-Plantation Arvis dapat Anda gunakan untuk memonitor supply kelapa sawit yang tersedia di kebun kelapa sawit. Hal ini tentunya memudahkan Anda untuk mengetahui apakah kelapa sawit yang ada cukup untuk menghasilkan CPO dan mendukung pengembangan biohidrokarbon kelapa sawit. Sistem ini dilengkapi dengan modul dashboard yang menampilkan real-time data terkait kondisi kebun Anda sehingga Anda dapat memperkirakan kondisi kebun kelapa sawit terkini tanpa perlu terjun ke lapangan.

Tertarik ingin mencoba E-Plantation Arvis? Hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini atau isi formulir penjadwalan demo di sini. Hanya E-Plantation Arvis, solusi kemudahan mengelola kebun sawit Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *