Penggunaan teknologi sudah merambah ke berbagai sektor kehidupan manusia, termasuk ke sektor pertanian. Subsektor pertanian yang terdiri dari tanaman pangan, perikanan, kehutanan, peternakan dan tanaman perkebunan saat ini sudah sangat terbantu dengan adanya teknologi, salah satunya bioteknologi tanaman. Ada dua cara dalam bioteknologi tanaman untuk pemuliaan tanaman, yaitu rekayasa genetika dan kultur jaringan tanaman.
Insight Arvis kali ini akan membantu Anda mencari tahu lebih jauh tentang kultur jaringan tanaman, jenis-jenisnya, tahapannya, keunggulan dan kelemahannya. Cek juga apakah teknologi ini cocok untuk tanaman kelapa sawit dengan membaca penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Kultur Jaringan?
Menurut buku Panduan Bioteknologi Pertanian yang ditulis oleh Oryza Maheswari, kultur jaringan adalah sebuah metode memperbanyak tanaman secara vegetatif. Teknik yang digunakan dalam metode ini adalah dengan menumbuhkan bagian tanaman pada medium yang mengandung zat hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut.
Kondisi yang dibutuhkan untuk menggunakan metode memperbanyak tanaman dengan kultur jaringan adalah kondisi aseptik, yaitu kondisi bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Masih menurut buku yang sama, disebutkan bahwa teori dasar kultur jaringan adalah totipotensi. Teori ini meyakini bahwa semua bagian tanaman dapat berkembang biak karena terdiri atas jaringan-jaringan hidup.
Jenis-Jenis Kultur Jaringan
Oryza Maheswari dalam bukunya juga menjelaskan bahwa kultur jaringan terdiri dari beberapa jenis berdasarkan eksplan yang digunakan dan berdasarkan media tanam yang digunakan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Berdasarkan eksplan yang digunakan:
- Kultur pollen atau kultur antera
- Kultur kloroplas
- Somatic cross
- Kultur meristem
- Kultur protoplasma
2. Berdasarkan media tanam yang digunakan:
- Metode padat
- Metode cair
Syarat dan Tahapan dalam Teknik Kultur Jaringan
Kultur jaringan tanaman merupakan sebuah teknik khusus yang bisa dilakukan jika memenuhi beberapa syarat, yaitu:
- Eksplan yang diambil dari bagian tanaman memiliki sel yang masih aktif dan dapat membelah dengan baik
- Eksplan tersebut juga harus masih muda
- Tanaman harus steril bebas dari hama dan bakteri
- Media yang digunakan harus sama dengan jenis tanaman
- Pengaturan udara area di sekitarnya harus baik
Sedangkan tahapan kultur jaringan yang sesuai dengan prosedur dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tahapan Kultur Jaringan
Teknik Kultur Jaringan, Keunggulan dan Kelemahannya
Metode memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan dan juga kelemahan. Berikut ini keunggulan dan kelemahan metode ini yang bisa Anda jadikan pertimbangan.
Keunggulan teknik kultur jaringan:
- Lebih unggul untuk produksi metabolit sekunder
- Hanya membutuhkan sedikit material tumbuhan
- Dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak dalam waktu relatif singkat
- Bibit yang didapatkan seragam dengan sifat morfologi dan fisiologi induknya
- Hasil tanamannya bebas dari jamur atau bakteri
- Biakan steril juga dapat diperoleh untuk dijadikan bahan tanam untuk perbanyakan berikutnya
- Tidak tergantung musim
Kelemahan teknik kultur jaringan:
- Keberhasilannya untuk tanaman tahunan berkayu cenderung masih rendah
- Jika sering dilakukan, maka kapasitas generasinya dapat menurun
- Adanya penurunan integritas genetik pada bibit yang telah dihasilkan
- Keberhasilan aklimatisasi terutama pada tanaman tahunan berkayu masih rendah
- Munculnya patogen internal yang sulit dihilangkan, terutama pada tanaman berkayu
- Akar pada tanaman yang dihasilkan cenderung masih lemah
- Perlu tenaga kerja yang terampil untuk melakukan teknik ini
- Memerlukan biaya yang relatif besar, terutama untuk pengadaan laboratorium
Kultur Jaringan Tanaman, Cocok untuk Kelapa Sawit?
Sebagai pemilik usaha perkebunan kelapa sawit, Anda pasti juga bertanya-tanya. Apakah teknik kultur jaringan cocok untuk tanaman kelapa sawit? Menurut Warta PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) yang diterbitkan pada tanggal 1 Februari 2020, PPKS memiliki fasilitas laboratorium kultur jaringan yang memadai untuk melakukan penelitian di bidang kultur jaringan.
Kesimpulan dari penggunaan teknik kultur jaringan untuk kelapa sawit di laboratorium PPKS yaitu masih adanya peluang untuk menghasilkan bahan tanaman unggul dengan tingkat abnormalitas yang rendah. Hal ini bisa diwujudkan dengan usaha berkelanjutan dalam optimasi yang sesuai prosedur dengan pemeliharaan laboratorium, infrastruktur, dan sistem.
E-Plantation Arvis, Teknologi Berbasis Web dan Mobile untuk Kebun Sawit Anda!
Teknik kultur jaringan tanaman merupakan sebuah metode yang dapat Anda pertimbangkan untuk mendapatkan bibit tanaman kelapa sawit yang unggul. Ketika Anda sudah mendapatkan bibit yang unggul, maka Tandan Buah Segar atau TBS yang dihasilkan pun lebih berkualitas. Keuntungan dari pengolahan TBS yang berkualitas tentunya tidak akan mengecewakan.
Selain teknik kultur jaringan, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk menggunakan sebuah teknologi dalam bentuk sistem berbasis web dan mobile seperti E-Plantation Arvis. Dibuat dan dikembangkan oleh Arvis, E-Plantation hadir sebagai sebuah solusi untuk kemudahan mengelola kebun sawit Anda.
Anda bisa menggunakan E-Plantation untuk mengelola data blok, panen, data karyawan, membuat RKH atau Rencana Kerja Harian, Taksasi, dan AKP atau Angka Kerapatan Panen. Keuntungan lainnya menggunakan E-Plantation yaitu Anda bisa memantau kebun sawit Anda dari mana saja dan kapan saja dengan mudah melalui fitur dashboard yang interaktif.
Hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini atau isi formulir penjadwalan demo di sini jika Anda tertarik ingin menggunakan E-Plantation Arvis. Hanya E-Plantation Arvis, teknologi tepat guna untuk kemudahan mengelola kebun sawit Anda!