5 Jenis Metode Pengembangan Software: Kelebihan dan Kekurangannya

5 Jenis Metode Pengembangan Software

Pengembangan sebuah software yang dilakukan oleh software house berkaitan dengan metode yang digunakan. Metode pengembangan software sendiri terdiri dari beberapa jenis. Tim pengembang software biasanya memilih salah satu metode yang paling cocok sesuai dengan konsep dari proyek yang sedang dikerjakan.

Insight Arvis kali ini akan membahas lebih jauh tentang beberapa jenis metode pengembangan software yang biasanya digunakan oleh software house. Kenali juga kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode tersebut dengan menyimak penjelasan lengkap di bawah ini.

Apa Itu Metode Pengembangan Software?

Metode pengembangan software merupakan sebuah prosedur, teknik, atau langkah yang dilakukan oleh tim pengembang software agar proses pengerjaan sebuah software bisa lebih terorganisir dan terstruktur. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk memberikan pendekatan sistematis terhadap pengembangan suatu software.

Penggunaan metode pengembangan software sangat penting bagi tim pengembang karena dapat membantu mereka untuk bekerja sama secara lebih efektif dan efisien sebagai sebuah tim. Sayangnya, sebuah metode tidak bisa digunakan untuk semua jenis proyek pengembangan. Tim pengembang perlu memilih salah satu metode yang paling cocok sesuai dengan kebutuhan proyek.

Scrum Lifecycle Diagram

Metode Pengembangan Software
Sumber: Azure DevOps | Microsoft Learn

5 Jenis Metode Pengembangan Software

Pemilihan jenis metode pengembangan software yang tepat akan membantu terhindar dari pemborosan uang, waktu dan tenaga. Ketika sudah menemukan dan memilih metode yang tepat, maka risiko menghasilkan sebuah software di bawah standar pun dapat dihindari.

Berikut ini beberapa jenis metode pengembangan software beserta kelebihan dan kekurangannya:

1. Metodologi Pengembangan Agile (Agile Development Methodology)

Agile methodology merupakan salah satu jenis metode pengembangan software yang paling populer dan banyak digunakan oleh software house. Metode yang satu ini berfokus pada memuaskan pengguna daripada menekankan prosedur dan dokumentasi yang kaku.

Tugas dalam proyek pengembangan software dipecah menjadi sprint singkat dalam agile methodology. Metode ini merupakan model iteratif yang melibatkan banyak pengujian saat proses pengembangan berlangsung. Prioritas utama dalam metode ini adalah komunikasi antara pengguna, pelanggan, dan pengembang.

Kelebihan:

  • Minimalnya muncul kecacatan pada software yang dibuat
  • Adanya kejelasan komunikasi antara tim pengembang software dan pelanggan
  • Kemudahan mengubah persyaratan proyek yang hanya akan berdampak sedikit pada waktu pengembangan
  • Software yang dihasilkan merupakan software berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya

Kekurangan:

  • Tim pengembang terkadang dapat kehilangan fokus karena banyaknya permintaan perubahan
  • Dokumentasi bukan salah satu fokus utama sehingga dapat menjadi masalah nantinya di kemudian hari
  • Diskusi dan komunikasi dalam metode ini dapat memakan waktu terlalu lama

2. Metodologi Pengembangan Waterfall (Waterfall Development Methodology)

Jenis metode pengembangan software yang kedua yaitu Waterfall Development Methodology atau metode air terjun. Metode ini merupakan metode linier sederhana di mana tahap-tahap pengembangan software diatur ke dalam proses berurutan dan berjenjang.

Waterfall Development Methodology sangat populer di kalangan tim pengembang karena metode ini mudah dipahami. Setiap tahap dalam metode ini harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya. Sama seperti namanya, air terjun yang mengalir satu area, tidak ada jalan mundur atau kembali ke tahap sebelumnya dalam metode ini.

Kelebihan:

  • Linearitas metode ini mudah dipahami oleh pengembang software baru
  • Semua spesifikasi dan kebutuhan sudah lebih dulu dijabarkan sebelum kegiatan pengembangan dimulai
  • Tidak adanya miskomunikasi informasi karena semuanya sudah dijelaskan di setiap tahap

Kekurangan:

  • Tingginya risiko penyimpangan proyek dari target karena tidak adanya feedback dari pelanggan pada fase awal
  • Muncul banyak masalah yang lebih sulit untuk diperbaiki pada tahap selanjutnya karena pengujian hanya dilakukan pada akhir pengembangan
  • Metode ini cenderung kaku sehingga tidak ada ruang untuk perubahan dan tidak cocok untuk proyek pengembangan software yang kompleks
  • Tim pengembang menghabiskan terlalu banyak waktu pada dokumentasi daripada memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah pengguna software-nya

3. Metodologi Pengembangan Lean (Lean Development)

Lean Development merupakan salah satu metode pengembangan software yang lahir dari prinsip manufaktur lean Toyota. Metode ini berfokus pada meminimalkan pemborosan dan meningkatkan produktivitas, serta menekankan pada pembelajaran berkelanjutan dan penundaan keputusan.

Metode lean membuat tim pengembang software tetap berpikiran terbuka selama proses pengembangan dan mempertimbangkan semua faktor sebelum membuat keputusan. Komunikasi adalah kunci untuk meningkatkan kolaborasi tim dalam metode ini.

Kelebihan:

  • Berkurangnya pemborosan dalam proyek seperti tugas berulang, dokumentasi yang tidak perlu, dan juga kode yang berlebihan
  • Biaya pengembangan software dapat ditekan dan dikurangi dengan metode ini
  • Meningkatnya efisiensi dalam proses pengembangan
  • Peningkatan motivasi di antara anggota tim pengembang untuk mengembangkan software yang berkualitas

Kekurangan:

  • Membutuhkan anggota tim pengembang yang sangat terampil yang biasanya sulit untuk disatukan
  • Tingginya risiko kehilangan fokus pada proyek jika dilakukan oleh tim pengembang yang kurang terampil
  • Kebutuhan akan dokumentasi yang terperinci, sebuah beban besar bagi analis bisnis

4. Model Prototipe (Prototype Model)

Penggunaan model prototipe pada pengembangan software memungkinkan tim pengembang untuk mengerjakan versi prototipe dari produk akhir alih-alih mengembangkan software yang lengkap. Prototipe ini dapat digunakan untuk pengujian, evaluasi, dan feedback pelanggan.

Model prototipe merupakan metode dengan evaluasi yang ketat untuk mengungkap kemungkinan adanya permasalahan sebelum proses pengembangan yang sebenarnya dimulai. Keberhasilan pengembangan software dengan model ini ditentukan oleh seberapa baik tim pengembang berkomunikasi dengan pelanggan dalam melakukan pengujian.

Kelebihan:

  • Metode ini baik digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sering muncul dalam tahap awal pengembangan software sehingga dapat mengurangi risiko kegagalan produk
  • Memastikan pelanggan puas dan juga senang dengan contoh produk yang akan dibuat sebelum dilakukannya proses pengembangan yang sebenarnya
  • Hubungan baik dengan pelanggan dapat dibangun sejak awal diskusi
  • Terkumpulnya informasi detail lewat prototipe yang nantinya dapat digunakan dalam membangun software versi akhir

Kekurangan:

  • Pengujian prototipe yang berlebihan dapat menunda waktu pengembangan software yang sebenarnya
  • Harapan pelanggan terhadap actual product bisa tidak sesuai dengan prototipe-nya
  • Tingginya risiko pengeluaran berlebih terkait biaya karena pengerjaan prototipe sering kali dibiayai oleh pengembang

5. Metodologi Pengembangan Scrum (Scrum Development)

Scrum merupakan salah satu metodologi pengembangan software yang paling fleksibel. Metode ini didasarkan pada filosofi Agile dan banyak disukai oleh pengembang karena pendekatan inkremental dan iteratifnya. Scrum melibatkan pemilik produk, ketua scrum, dan tim pengembang.

Pemilik produk dalam metode ini biasanya akan menerima masukan dari klien dan memastikan bahwa tim pengembang berada di jalur yang tepat dalam memenuhi kebutuhan klien. Ketua scrum atau scrum master bertugas sebagai fasilitator dan memastikan bahwa anggota tim pengembang sudah terbiasa dengan proses dalam metode scrum.

Kelebihan:

  • Metode ini sangat responsif terhadap perubahan
  • Ekonomis dan efektif
  • Adanya rapat rutin yang dilaksanakan dalam periode waktu tertentu sehingga anggota tim pengembang bekerja sesuai dengan tugasnya
  • Kontribusi dari masing-masing anggota tim pengambang diperhatikan dan diapresiasi melalui pertemuan scrum

Kekurangan:

  • Semua anggota tim harus memiliki keahlian dan komitmen yang sama
  • Rapat rutin dapat menguras lebih banyak tenaga
  • Tidak adanya kontrol ketat pada deadline
  • Tidak cocok untuk proyek besar

Artikel Terkait: Berniat Kembangkan Aplikasi Bisnis? Mulailah Dengan Web Apps!

Dapatkan Software Sesuai dengan Kebutuhan Anda dengan Layanan Pengembangan Software Arvis!

Metode pengembangan software yang digunakan oleh tim pengembang software merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari software yang akan dihasilkan. Itulah mengapa sangat penting untuk Anda, yang membutuhkan sebuah software untuk kebutuhan bisnis, untuk lebih selektif dalam memilih tim pengembang dan metode yang mereka gunakan dalam mengembangkan software.

Arvis, salah satu perusahaan pengembang software terbaik di Indonesia, merupakan mitra terpercaya dalam pengembangan software sesuai dengan kebutuhan Anda. Arvis memiliki layanan pengembangan software yang didukung oleh tim pengembang profesional yang ahli di bidangnya.

Segera hubungi tim Arvis lewat nomor WhatsApp ini untuk menggunakan layanan pengembangan software terbaik dari Arvis. Keberhasilan Arvis dalam membantu banyak pelanggan dengan memberikan solusi tepat guna berupa software dapat dilihat pada halaman success story. Jangan lewatkan pengalaman terbaik mengembangkan software bersama Arvis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *