Waterfall dan agile merupakan dua metode yang sering digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak atau software. Karena sering digunakan, beberapa orang yang ingin membuat software jadi mempertanyakan, manakah dari keduanya yang lebih baik? Bisa jadi, Anda termasuk salah satu di antara mereka.
Sebenarnya, kita tidak bisa menentukan apakah secara umum metode waterfall lebih baik dari agile atau sebaliknya. Lebih tepatnya, kita bisa memilih mana dari keduanya yang lebih cocok dengan kebutuhan pembuatan perangkat lunak. Sebelum memahami lebih dalam terkait pembahasan ini, baiknya Anda mengingat kembali apa itu metode waterfall dan agile sebagaimana dibahas di bawah ini.
Apa itu Metode Waterfall Dan Agile?
Waterfall merupakan metode pengembangan software di mana developer harus menyelesaikan sebuah tahapan pengembangan hingga tuntas sebelum mulai mengerjakan tahapan lainnya. Misalnya jika developer sedang berada di tahap desain, mereka perlu membuat dan menyelesaikan seluruh desain yang ada pada sebuah perangkat lunak. Setelah itu, barulah para developer bisa melanjutkan pembuatan software ke tahap berikutnya.
Sementara itu, agile ialah metode pengembangan perangkat lunak dengan sistem ‘cicil’. Maksudnya, developer yang menggunakan metode ini akan membuat software secara bertahap, fitur demi fitur. Untuk satu fiturnya, mereka menggunakan siklus sederhana berjuluk sprint yang berisi lima proses seperti perencanaan, analisis, proses desain, pengembangan, dan pengujian.
Artikel terkait: Kupas Tuntas Apa Itu Metode Agile Beserta Jenisnya
Kelebihan Dan Kekurangan Metode Waterfall Vs Agile
Setelah mengingat pengertiannya, berikutnya Anda akan mempelajari kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode. Penjelasan lebih lanjut bisa Anda simak pada poin-poin berikut ini.
Kelebihan Metode Waterfall
- Calon pengguna bisa memperkirakan kapan perangkat lunak yang mereka pesan bisa diselesaikan dan berapa biaya yang perlu mereka bayarkan. Ini karena segala sesuatunya sudah diketahui sebelum proses pengerjaan dilakukan.
- Tidak selalu melibatkan calon pengguna setelah proses identifikasi kebutuhan, kecuali untuk keperluan review, persetujuan, dan rapat. Ini bisa dinilai sebagai kelebihan karena tidak semua calon pengguna memiliki waktu untuk selalu terlibat dalam setiap proses pembuatan softwarenya.
- Terstrukturnya proses pengembangan perangkat lunak sebab pengerjaanya dilakukan secara berurutan.
- Adanya rencana kerja yang jelas, mulai dari fitur apa saja yang akan dibuat hingga estimasi waktu pengerjaanya.
Kekurangan Metode Waterfall
- Sulit diterapkan jika calon pengguna belum bisa memberikan detail informasi kebutuhannya dalam pembuatan software.
- Tidak fleksibel terhadap perubahan. Sebab, proses pengembangan perangkat lunak mengacu pada apa yang telah disepakati di awal. Ini juga akan mendorong timbulnya ketidakpuasan dari calon pengguna.
- Banyaknya waktu yang diperlukan untuk mendeteksi sebuah masalah. Ini karena developer baru akan menemukannya ketika berpindah ke tahap pengembangan berikutnya. Ketika menemukan masalah, mereka perlu kembali lagi ke tahapan di mana hal tersebut terjadi.
Artikel terkait: Keuntungan Custom Software Development Untuk Pertumbuhan Bisnis
Kelebihan Metode Agile
- Kepuasan calon pengguna lebih terjamin. Agile melibatkan masukan yang diberikan calon pengguna pada setiap proses pembuatan software. Dengan begitu, produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan keinginan calon penggunanya.
- Fleksibel terhadap perubahan. Ketika calon pengguna memerlukan penambahan atau pengurangan fitur, maka developer akan membuat sprint baru untuk mengatasinya.
- Calon pengguna bisa secepatnya melihat seperti apakah perangkat lunak yang akan mereka gunakan meskipun baru memiliki beberapa fitur.
Kekurangan Metode Agile
- Sulitnya memastikan waktu dan biaya yang diperlukan untuk membuat perangkat lunak. Sebab, proses pengembangan akan terus berjalan sejalan dengan perubahan yang diajukan calon pengguna.
- Perlu dikerjakan oleh anggota tim yang berdedikasi tinggi. Jika ada anggota yang keluar, akan sulit bagi anggota tim baru untuk meneruskan proses pengembangannya. Penyebabnya adalah tidak terstrukturnya alur kerja yang dijalankan.
- Adanya potensi tumpang-tindih pekerjaan karena banyaknya tahapan yang dikerjakan developer dalam satu waktu.
Perbedaan Kedua Metode
Agar semakin paham dengan metode waterfall dan agile, Anda juga perlu menyimak lebih lanjut apa saja perbedaan di antara keduanya. Penjelasan tersebut bisa Anda simak pada paragraf di bawah ini.
Pemahaman Kebutuhan
Saat menerapkan teknik pengembangan waterfall, developer perlu memahami kebutuhan calon pelanggan secara lengkap dan detail. Setelah itu, merencanakan setiap proses pengembangannya. Sementara itu, metode agile tidak menuntut calon pelanggan untuk memberikan detail informasi apa saja fitur yang mereka butuhkan. Ini karena metode agile fleksibel terhadap perubahan.
Prioritas Fitur Yang Dibuat
Sebelum pembuatan perangkat lunak secara waterfall dimulai, developer telah mencatat fitur-fitur yang akan dikembangkan. Kemudian, hal tersebut akan diselesaikan sebelum proses pengujian berjalan. Jadi, setiap fitur memiliki prioritas yang sama. Berbeda dengan metode agile, fitur yang akan dikerjakan terlebih dahulu adalah fitur baru yang diajukan oleh calon pengguna atau pun fitur lama yang diberikan prioritas lebih tinggi. Setelah itu, pengembangan bisa dilakukan pada fitur dengan prioritas lebih rendah.
Keterlibatan Calon Pengguna
Perbedaan mencolok antara waterfall dan agile adalah keterlibatan calon penggunanya. Umumnya pada metode waterfall, calon pengguna hanya terlibat di awal dan akhir proses pengembangan. Di sisi lain, metode agile selalu melibatkan calon pengguna untuk setiap sprint yang sedang dijalankan.
Jadi Metode Mana Yang Terbaik Untuk Bisnis Anda?
Jika sudah memahami seperti apakah perangkat lunak yang Anda butuhkan nantinya, maka metode waterfall menjadi pilihan terbaik. Sebaliknya, Anda bisa memilih agile apabila belum memahami kebutuhan Anda secara detail.
Selanjutnya, waterfall lebih cocok bagi Anda yang sudah memiliki perencanaan biaya dan waktu untuk keperluan pengembangan perangkat lunak. Sebab, dua hal tersebut sulit diperkirakan ketika developer menerapkan metode agile. Ini tak lepas dari adanya pengembangan yang sifatnya berkelanjutan sehingga biaya yang dibutuhkan akan terus bertambah. Namun, jika Anda memiliki waktu dan biaya yang memadai, maka metode agile patut Anda pertimbangkan.
Terakhir, waterfall baik untuk proyek yang cenderung sederhana dengan tidak banyak perubahan di dalamnya. Sementara itu, agile sesuai untuk Anda yang membutuhkan perangkat lunak kompleks dengan kemungkinan tingginya perubahan.
Artikel terkait: Siklus Hidup Pengembangan Sistem: Definisi, Manfaat, Dan Model
Bicarakan Kebutuhan Perangkat Lunak Anda Pada Pengembang Tepercaya
Memahami metode pengembangan software mana yang cocok untuk bisnis Anda bukanlah hal yang mudah. Karenanya, Anda perlu bantuan layanan pengembangan software tepercaya, salah satunya adalah Arvis. Dengan memilih Arvis, Anda dapat mengkomunikasikan segala keperluan pengembangan software secara maksimal dengan dukungan tim IT profesional.
Artikel terkait: Tips Memilih Pengembang Website Terbaik Untuk Bisnis Anda
Untuk urusan metode pengembangan, Arvis mampu menyesuaikannya dengan jenis bisnis dan kebutuhan Anda sehingga tujuan yang ingin Anda capai bisa terlaksana. Agar semakin yakin dengan layanan Arvis, Anda bisa mempelajari success story pada halaman ini. Di dalamnya, Anda bisa mencermati bagaimana tim kami menyediakan solusi terbaik untuk setiap masalah yang ingin pelanggan selesaikan. Tertarik bekerja sama dengan Tim Arvis? Hubungi kami melalui nomor WhatsApp berikut atau mengisi formulir yang ada di sini.