Penggunaan Lahan Gambut untuk Sawit, Ini Kriterianya

Lahan Gambut untuk Sawit

Lahan menjadi syarat utama untuk memulai budidaya kelapa sawit. Jika lahan yang digunakan tidak sesuai, maka pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak akan maksimal. Selain lahan mineral, salah satu alternatif lahan yang cocok digunakan untuk kelapa sawit adalah lahan gambut. Lahan gambut dapat menjadi solusi keterbatasan lahan jika memenuhi beberapa kriteria tertentu.

Insight Arvis kali ini mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh terkait penggunaan lahan gambut sebagai salah satu alternatif lahan yang dapat digunakan untuk budidaya kelapa sawit. Cek juga seperti apa kriteria yang harus dipenuhi agar lahan ini bisa digunakan untuk tanaman kelapa sawit dengan membaca penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Lahan untuk Kelapa Sawit

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 131 tahun 2013 tentang Pedoman Budidaya Kelapa Sawit yang Baik, ada dua jenis lahan yang bisa digunakan untuk budidaya kelapa sawit. Jenis lahan yang pertama yaitu lahan mineral, yang kedua yaitu lahan gambut.

Lahan mineral adalah lahan dengan tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan induk dengan ketebalan bahan organik kurang dari 50 cm dan kandungan C organik kurang dari 20%. Sedangkan lahan gambut adalah lahan pada suatu wilayah ekosistem gambut yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya perkebunan kelapa sawit.

Mengingat terbatasnya lahan terutama lahan mineral, budidaya kelapa sawit bisa dilakukan di lahan gambut dengan memenuhi beberapa kriteria untuk menjamin kelestarian fungsi lahan gambut. Berikut ini beberapa kriteria lahan gambut untuk sawit masih menurut peraturan menteri yang sama.

Kriteria Lahan Gambut untuk Sawit

1. Ketebalan lapisan gambut

Jika Anda ingin memulai budidaya perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan lahan gambut, Anda perlu memastikan ketebalan lapisan gambutnya. Kriteria ketebalan lapisan yang dimaksud yaitu:

  • Lahan dalam bentuk hamparan dengan ketebalan gambut kurang dari 3 meter
  • Proporsi lahan dengan ketebalan gambutnya (kurang dari 3 meter) minimal 70% dari luas areal yang diusahakan untuk budidaya sawit.

2. Lapisan tanah mineral di bawah gambut

Kemampuan lahan gambut sebagai media tumbuh tanaman sawit ditentukan oleh substratum atau lapisan tanah mineral di bawah gambut. Lapisan ini tidak boleh mengandung pasir kuarsa dan tanah sulfat masam. Karakteristik tanah sulfat masam dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini.

Tabel 1. Gambar Tabel Karakteristik Tanah Sulfat Masam

Lahan Gambut Untuk Sawit
Sumber: Permentan No 131/Permentan/OT.140/12/2013

3. Tingkat Kematangan Gambut

Ada tiga tingkat kematangan gambut yang perlu diperhatikan agar lahan gambut bisa digunakan untuk budidaya kelapa sawit. Tiga tingkat kematangan ini yaitu mentah, setengah matang, dan matang. Gambut dengan tingkat kematangan matang dan setengah matang merupakan gambut yang cocok untuk tanaman kelapa sawit.

  • Lahan gambut dengan tingkat kematangan yang masih mentah merupakan gambut yang belum melapuk, berwarna coklat, dan 75% masih berserat. Gambut ini tidak boleh digunakan untuk budidaya kelapa sawit.
  • Gambut setengah matang adalah gambut setengah lapuk, berwarna coklat, dan masih memiliki serat sekitar 15% sampai dengan 75%.
  • Lahan gambut dengan tingkat kematangan yang sudah matang merupakan gambut yang sudah lapuk dengan warna coklat tua sampai kehitaman. Kandungan serat gambut ini kurang dari 15%.

4. Tingkat kesuburan tanah

Lahan gambut untuk tanaman kelapa sawit juga perlu diperhatikan kesuburannya. Kesuburan lahan gambut yang akan digunakan untuk budidaya kelapa sawit harus berada dalam kategori eutropik dimana terdapat kandungan hara mikro dan makro. Dengan adanya kandungan ini, tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di lahan gambut.

Kesimpulannya, lahan gambut bisa dijadikan sebagai media tanam kelapa sawit namun dengan memperhatikan beberapa kriteria yang sudah dijelaskan di atas. Jika Anda memilih lahan gambut, pastikan kriteria-kriteria di atas Anda penuhi terlebih dahulu agar kelestarian fungsi lahan gambut tetap terjaga.

Artikel Terkait: Laporan Tonase Pabrik Kelapa Sawit, Kelola Saja dengan E-Plantation Arvis

E-Plantation Arvis, Solusi Kemudahan Budidaya Kelapa Sawit

Pemilihan lahan gambut untuk sawit hanyalah salah satu bagian dari budidaya kelapa sawit. Masih banyak hal yang perlu Anda lakukan terkait kegiatan operasional kebun sawit seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan juga pemanenan. Jika semua aktivitas tersebut berjalan lancar, maka produksi kebun sawit Anda pun akan maksimal.

Sebagai salah satu software house terbaik di Indonesia, Arvis menyediakan sebuah solusi dalam bentuk sistem berbasis website dan mobile untuk membantu operasional kebun sawit Anda yaitu E-Plantation. E-Plantation Arvis memiliki beragam fitur bermanfaat yang dapat Anda gunakan untuk mengolah semua data terkait kebun sawit Anda.

Anda dapat menggunakan E-Plantation Arvis dapat untuk mengelola data blok, panen, data karyawan, membuat RKH atau Rencana Kerja Harian, Taksasi, dan AKP atau Angka Kerapatan Panen. E-Plantation juga memiliki fitur dashboard interaktif yang bisa Anda gunakan untuk memantau kebun sawit Anda dari mana saja dan kapan saja dengan mudah secara real time!

Hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini atau isi formulir penjadwalan demo di sini jika Anda tertarik ingin menggunakan E-Plantation Arvis. Hanya E-Plantation Arvis, solusi kemudahan mengelola perkebunan kelapa sawit Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *