Kelapa Sawit Indonesia: Sejarah, Perkembangan, dan Revolusi Teknologinya

Kelapa Sawit Indonesia

Status Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia tidak terjadi begitu saja. Ada cerita dan sejarah tersendiri dalam industri kelapa sawit di Indonesia, sebuah industri perkebunan yang saat ini ikut berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto negara dan juga menarik perhatian dunia. Lalu seperti apa sejarah kelapa sawit Indonesia? Apa saja perkembangan dan revolusi teknologi yang ikut menyertainya?

Tim Insight Arvis kali ini mengajak Anda untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah kelapa sawit Indonesia, termasuk tentang revolusi teknologi yang berkembang dalam sektor perkebunan dan pertanian.

Butuh sistem perkebunan untuk kelancaran operasional kebun sawit Anda? Hubungi Arvis di WhatsApp ini

Sejarah Industri Kelapa Sawit Indonesia

Menurut Dr. Ir. Tungkot Sipayung, Executive Director of Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute, sejarah industri kelapa sawit Indonesia telah dimulai sejak masa kolonial. Industri perkebunan kelapa sawit yang kita kenal saat ini berakar dari empat varietas benih kelapa sawit dura yang diperoleh dari Amsterdam, Mauritius, dan Bourbon pada tahun 1848 oleh Dr. D. T. Pryce.

Semua benih kelapa sawit awalnya dijadikan tumbuhan koleksi di Kebun Raya Bogor yang kemudian bijinya ditebar ke berbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman hias, termasuk Sumatera, Kalimantan, Jawa, Madura, dan juga Nusa Tenggara.

Upaya pertama penanaman kelapa sawit dilakukan pada periode 1859 hingga 1864 di Palembang dan Banyumas dengan luas total lahan sawit mencapai 4,14 hektar. Hasil percobaan ini terungkap bahwa tanaman kelapa sawit tumbuh lebih cepat di Indonesia daripada di tempat asalnya, dengan produksi minyak yang jauh lebih melimpah.

Fase-Fase Perkembangan Kelapa Sawit Indonesia

Ada tiga fase berbeda dalam perkembangan kelapa sawit Indonesia. Tiga fase tersebut antara lain:

1. Perintisan

Fase pertama dalam perkembangan kelapa sawit Indonesia adalah fase perintisan. Masa fase ini dimulai sejak tahun 1870, tahun dimana pemerintah kolonial Belanda membuka peluang usaha perkebunan kelapa sawit bagi investor asing dan swasta melalui sebuah kebijakan yang dinamakan Agrarische Wet. Perkebunan kelapa sawit diujicoba pertama kali di Tanah Deli dan hasilnya sangat memuaskan.

Pada tahun 1911, sebuah perusahaan Belgia membuka usaha perkebunan kelapa sawoit komersial pertama di Sungai Liput dan Pulau Raja. Sejak saat itu, banyak perusahaan asing lain dari Inggris, Belanda, dan Jerman yang kemudian membuka usaha perkebunan kelapa sawit.

Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pertama kalinya dilakukan pada tahun 1919 dengan total hasil ekspor Crude Palm Oil pertama sebanyak 576 ton. Tahun 1937 merupakan tahun puncak produksi CPO di Indonesia dengan pangsa pasar 40% dari total produksi CPO dunia. Sayangnya, produksi CPO Indonesia menurun drastis di tahun 1940, 1958, dan 1959.

2. Kebangkitan

Sejarah industri kelapa sawit Indonesia tidak terlepas dari fase kebangkitan yang dimulai pada tahun 1966. Pada fase ini, pemerintah Indonesia menerbitkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Tujuannya yaitu memperluas peluang dunia usaha dan investasi swasta, terutama membuka jalan usaha baru untuk perkebunan kelapa sawit.

Hasilnya pada tahun 1969, luas perkebunan kelapa sawit negara dan swasta meningkat dengan cepat sampai dengan tahun 1999. Hal ini mempengaruhi produksi CPO yang juga meningkat karena meningkatnya produktivitas dalam perkebunan kelapa sawit. Perkebunan rakyat pun juga berkembang pesat dan menyebar ke provinsi lain.

3. Kemandirian

Indonesia akhirnya berada pada fase kemandirian dalam industri perkebunan kelapa sawit sejak tahun 2000. Era reformasi membawa pengaruh yang besar dalam fase ini, terutama perubahan dalam pengelolaan perekonomoan. Produksi CPO pun mengalami kenaikan lebih dari 6 juta ton dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.

Fase kemandirian ini juga ditandai dengan perkembangan pesar perkebunan rakyat dan perkebunan negara. Artinya, Indonesia sudah bisa mandiri dalam mengelola sumber daya alam yang ada dan membangun industri minyak sawit nasional.

Menurut Katalog Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2021 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, produksi CPO di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 45,1 juta ton. Riau menjadi daerah yang paling banyak memproduksi CPO yaitu sekitar 8,96 juta ton dengan total luas perkebunan sebesar 2,86 juta hektar.

Arvis menyediakan sistem perkebunan untuk mengelola data hasil produksi kebun sawit Anda. Hubungi Arvis di WhatsApp ini.

Revolusi Teknologi dalam Industri Kelapa Sawit

Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia yang tergolong cepat sejak awal percobaan penanamannya juga diikuti dengan revolusi teknologi dalam industri pertanian dan perkebunan. Revolusi ini memicu beberapa adopsi teknologi yang dapat digunakan untuk industri pertanian dan perkebunan, termasuk perkebunan kelapa sawit. Berikut ini beberapa adopsi teknologi yang dimaksud:

Internet of Things (IoT), adopsi teknologi pertanian dan perkebunan yang menggunakan teknologi sensor untuk mengetahui kondisi lingkungan, mendeteksi serangan hama, dan juga penggunaan air.

Mesin dan drone, mesin egrek yang dilengkapi dengan sensor warna yang dapat mendeteksi kematangan buah sawit berdasarkan warnanya atau drone yang digunakan untuk memetakan kondisi pertanian dan perkebunan di lapangan

Artificial Intelligence, kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk memahami informasi dari data geospasial seperti citra, video, dan teks, membantu pemilik kebun untuk mengetahui kondisi kebun tanpa harus terjun langsung ke lokasi (Geo-AI)

Blockchain, teknologi yang dapat digunakan untuk melacak asal-usul makanan dan membantu menciptakan rantai pasok (supply chain) yang dapat dipercaya sehingga membangun kepercayaan antara produsen dan konsumen

Software atau aplikasi, teknologi yang hadir dalam bentuk perangkat lunak atau sistem perkebunan yang dapat digunakan untuk menyimpan data, mengolah data, membuat laporan, dan mengetahui kondisi kebun secara keseluruhan melalui komputer atau smartphone

Kesimpulan

Sejarah kelapa sawit Indonesia dimulai sejak jaman kolonial Belanda. Benin kelapa sawit yang tadinya digunakan hanya untuk tumbuhan keloksi kemudian berkembang menjadi bahan utama untuk memulai usaha dalam sektor perkebunan. Walaupun industri perkebunan kelapa sawit Indonesia sempat terpuruk, industri ini akhirnya bangkit di era reformasi dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen CPO terbesar di dunia. Kebangkitan ini juga memicu adopsi teknologi yang dapat membantu kelancaran operasional kebun, seperti AI, blockchain, sampai dengan software atau sistem perkebunan.

Sistem perkebunan dari Arvis adalah pilihan terbaik untuk kelancaran bisnis sawit Anda. Hubungi Arvis di WhatsApp ini.

Sistem Perkebunan E-Plantation Arvis

Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia yang cukup pesat dan diikuti dengan harga CPO yang makin tinggi setiap tahunnya membuat banyak orang ingin berkecimpun di dunia bisnis kelapa sawit. Jika Anda salah satu dari sekian banyak orang tersebut, Anda sebaiknya mempersiapkan banyak hal.

Pastikan Anda mengetahui terlebih dahulu seperti apa budidaya kelapa sawit yang benar sesuai prosedur. Setelah itu, pastikan juga untuk menyiapkan beberapa penunjang usaha kebun seperti pekerja, alat dan mesin, serta teknologi untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional kebun.

Salah satu jenis teknologi yang bisa Anda gunakan untuk menunjang kegiatan operasional kebun kelapa sawit adalah E-Plantation Arvis. Sistem perkebunan ini dibuat dan dikembangkan oleh Arvis khusus untuk para pengusaha kelapa sawit.

Artikel Terkait: Revolusi Industri 4.0: Revolusi Teknologi Industri Perkebunan dan Pertanian

Mengapa E-Plantation?

E-Plantation Arvis adalah merupakan sistem perkebunan yang dibuat khusus untuk menunjang kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit. Sistem ini dilengkapi dengan berbagai macam fitur bermanfaat yang dapat Anda gunakan untuk menunjang kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit Anda.

Salah satu fitur unggulan dari sistem perkebunan E-Plantation Arvis adalah fitur dashboard. Fitur dashboard bisa Anda gunakan untuk mengetahui kondisi kebun tanpa harus terjun langsung ke lapangan. Informasi yang disajikan dalam fitur ini juga bisa Anda gunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dan langkah selanjutnya demi keberlangsungan bisnis kebun kelapa sawit Anda.

Tertarik ingin mencoba sistem perkebunan E-Plantation Arvis? Hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini atau isi formulir penjadwalan demo di sini. Hanya sistem perkebunan E-Plantation Arvis, solusi kemudahan mengelola kebun sawit Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *