Software Prototype: Definisi, Manfaat, Kekurangan, Dan Contohnya

Software Prototype Definisi Manfaat Kekurangan Dan Contohnya

Memahami kebutuhan pelanggan menjadi modal awal bagi tim developer untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak atau software. Ketika kebutuhan pelanggan mampu dimengerti dengan baik, maka proses pengembangan software akan berjalan sesuai rencana. Sebagai upaya memahami hal tersebut, tim developer akan membuat software prototype atau juga dikenal dengan istilah prototipe perangkat lunak. Software prototype adalah model awal yang menggambarkan seperti apakah tampilan sebuah perangkat lunak dan bagaimana cara kerjanya. 

Karena digunakan sebagai gambaran awal, maka prototipe bersifat tidak pasti. Artinya, tampilan dan fungsi akhir dari perangkat lunak Anda bisa jadi berbeda dari versi prototipenya. Meskipun begitu, kehadiran software prototype dapat membantu calon pengguna mau pun anggota tim pengembang memperoleh gambaran singkat terkait proyek yang akan dikerjakan. Selain itu, calon pelanggan juga bisa memberikan masukannya agar prototipe yang dibuat sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Manfaat Pembuatan Software Prototype

Setelah memahami apa itu software prototype, baiknya Anda juga mempelajari apa saja manfaat dari pembuatannya dalam proses pengembangan perangkat lunak. Penjelasan selengkapnya bisa Anda simak pada paragraf berikut ini.  

Mempermudah Proses Pengembangan Perangkat Lunak

Proses pengembangan software didasarkan pada kebutuhan yang calon pelanggan berikan. Agar kebutuhan tersebut mudah dipahami oleh setiap orang yang terlibat dalam proses pengembangan, developer perlu membuat software prototype. Dengan demikian, kebutuhan yang belum pasti tersebut bisa dilihat realisasinya dalam bentuk prototipe.

Artikel terkait: Software Bisnis Ini Bisa Bantu Usaha Anda Kian Berkembang

Menghasilkan Produk Akhir Yang User-Friendly

Selain menentukan kesesuaian tampilan dan fungsi prototipe yang telah dibuat, Anda juga akan diminta untuk memberikan masukan terkait mudah atau tidaknya prototipe tersebut Anda pahami atau gunakan. Masukan yang Anda berikan akan developer jadikan bahan evaluasi selama proses pengembangan sehingga produk yang dihasilkan mudah digunakan dan sesuai dengan keinginan. Ini bisa disebut dengan istilah user-friendly. 

Menghemat Biaya Dan Waktu

Ketika software prototype tidak dibuat, risiko bertambahnya biaya dan waktu yang perlu Anda keluarkan untuk pembuatan perangkat lunak jadi lebih besar. Sebab, jika produk yang sudah dibuat tidak sesuai dengan keinginan Anda sebagai calon pengguna, maka developer akan memprosesnya kembali. Tentunya, proses ini memerlukan biaya dan waktu tambahan. Dengan adanya prototipe, Anda bisa memberikan masukan kepada developer terkait model awal yang sudah dibuat. Setelah semuanya sesuai, proses pengembangan bisa mulai dijalankan. Dengan demikian, tidak ada lagi waktu dan biaya yang terbuang begitu saja. 

Kekurangan Software Prototype

Tak adil rasanya jika membahas manfaat dari pembuatan prototipe, namun tidak menyebutkan pula kekurangannya. Oleh karena itu, simak poin-poin berikut untuk mempelajari kekurangan dari dibuatnya prototipe.

Kurangnya Analisis Terhadap Perangkat Lunak Secara Keseluruhan

Ketika prototipe dibuat, ada kemungkinan bahwa developer cenderung fokus pada pembuatan prototipe tersebut dibanding melakukan analisis terhadap perangkat lunak secara intensif dan menyeluruh. Jika ini terjadi, kualitas perangkat lunak yang dihasilkan berpotensi tidak maksimal. Kemungkinan terburuk, proses perawatan perangkat lunak akan semakin kompleks. 

Mendorong Timbulnya Kesalahpahaman

Sebagaimana dibahas sebelumnya, prototipe hanyalah model awal dari perangkat lunak yang akan dibuat. Oleh karena itu, seiring dilakukannya pengembangan, maka fitur hingga tampilan software-nya juga akan berubah dari versi prototipe. Pada tahap ini, kesalahpahaman sangat mungkin terjadi. Misalnya, pada versi prototipe ada fungsi A, namun ternyata fungsi tersebut tidak ada pada versi akhir software. 

Artikel terkait: Siklus Hidup Pengembangan Sistem: Definisi, Manfaat, Dan Model

Munculnya Salah Persepsi

Sebelum proses pengembangan berlangsung, calon pelanggan bisa berinteraksi dengan perangkat lunaknya, namun dalam versi prototipe. Setelah melihatnya, sebagian dari mereka bisa saja beranggapan bahwa tak lama lagi produk versi final milik mereka selesai dibuat. Di sinilah salah persepsi muncul. Padahal, prototipe tersebut justru akan digunakan sebagai panduan dalam proses pengembangan. 

Contoh Software Prototype 

Ada beberapa contoh prototipe perangkat lunak yang perlu Anda ketahui untuk memperdalam pemahaman Anda. Mereka adalah low fidelity prototype atau lo-fi dan high fidelity prototype atau hi-fi. Gambaran singkat dari keduanya bisa Anda simak di bawah ini.

Low Fidelity (Lo-Fi)

Tampilan Prototipe Low Fidelity (Medium.com/Rachel Lang)

Prototipe ini bisa dibilang sederhana karena tampilannya cenderung hitam putih atau abu-abu. Lo-fi hanya memuat beberapa komponen kunci dari sebuah perangkat lunak lengkap dengan bentuk, visualisasi, serta cara kerjanya. Komponen tersebut akan ditampilkan dalam beberapa layar seolah-olah sedang dioperasikan pada perangkat penggunanya. Melansir laman blog Adobe, low fidelity memiliki dua bentuk. Pertama, gambar di atas kertas. Bentuk ini lebih mudah untuk dibuat dan direvisi. Berbicara tentang revisi, beberapa masukan yang calon pengguna berikan untuk prototipe jenis ini bisa dicatat langsung pada kertas prototipe atau dengan menggunakan sticky notes dan dilekatkan pada halaman yang perlu diperbaiki.

Kedua, tampilan yang bisa diklik. Bentuk lo-fi ini akan memberikan gambaran cara kerja yang lebih jelas dibandingkan bentuk kertas yang hanya menggunakan garis penunjuk. Untuk mengamati cara kerja sebuah komponen, Anda hanya perlu mengklik salah satu tombol yang ada. Setelah itu, Anda akan dialihkan ke halaman lain yang terkoneksi dengan tombol yang sebelumnya Anda klik. Dalam pembuatan lo-fi ini, developer perlu memanfaatkan alat.

Artikel terkait: Keuntungan Membangun Mobile Apps Bagi Bisnis Beserta Persiapannya

High Fidelity Prototype (Hi-Fi)

Contoh Software Prototype High Fidelity
Contoh Prototipe High Fidelity (Medium.com/Bartłomiej Pierzchała)

Beralih ke contoh berikutnya, prototipe ini merupakan versi lebih lengkap dari dua contoh lainnya. Secara tampilan, hi-fi sudah dilengkapi warna dan elemen pendukung lainnya sehingga mirip dengan penampakan asli sebuah perangkat lunak. Jenis ini biasanya dibuat ketika pengembang sudah memahami setiap detail kebutuhan pelanggan dengan baik dan ingin meminta persetujuan akhir dari desain yang dibuat pada calon pengguna. Untuk membuat prototipe ini, developer bisa menggunakan alat seperti Figma, Adobe XD, Framer, dan sebagainya. 

Demikian penjelasan mengenai software prototype yang bisa Anda pelajari, mulai dari pengertian, manfaat, kekurangan, serta contohnya. Singkat kata, prototipe dibuat untuk memastikan apa yang akan dikerjakan developer sesuai dengan keinginan Anda selaku calon pengguna. Selain itu, versi awal perangkat lunak ini juga akan memudahkan proses pengembangan sebab setiap orang yang terlibat sudah memiliki pandangan nyata terkait tampilan perangkat lunak yang akan dibuat. 

Beralih ke contoh prototipe, Anda bisa memilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhan. Jika Anda ingin segera melihat gambaran software yang akan dibuat, maka jenis low fidelity patut menjadi pilihan. Namun, jika prioritas Anda adalah mengamati tampilan software secara detail, tentu high fidelity-lah yang lebih sesuai.

Mulai Bangun Software Bisnis Anda Bersama Arvis

Ketika sudah memiliki ide untuk pembuatan perangkat lunak, langkah berikutnya adalah  mengkomunikasikannya kepada pengembang yang tepercaya. Jika Anda perlu rekomendasi pengembang tepercaya, maka Arvis jawabannya. Melalui layanan pengembangan software Arvis, Anda akan langsung bekerja sama dengan tim IT profesional untuk setiap tahap pengembangannya, tanpa terkecuali untuk pembuatan prototipe. 

Artikel terkait: Tips Memilih Pengembang Software Tepercaya, Anda Wajib Tahu!

Lebih lanjut, untuk menunjang proses pengembangan setiap software-nya, tim Arvis sudah menggunakan teknologi terbaru sehingga produk yang dihasilkan mampu berjalan dengan baik di berbagai versi perangkat yang Anda gunakan. Dengan begitu, pengoperasian perangkat lunak jadi lebih aman dan nyaman. Tertarik mencobanya? Hubungi tim Arvis melalui nomor WhatsApp ini atau mengisi formulir yang ada di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *